Melatih sikap pada anggar..  

Jumat, 20 Mei 2011

Abstract
Menurut kata bijak : Seorang Antonin Scalia dalam Soedarsono (2008 : 1) (seorang hakim tinggi di Amerika) mengatakan bahwa ; The only thing in the world not for sale is character, kalau karakter itu tidak dapat kita beli, padahal itu sangat penting dan diperlukan didalam menentukan arah dan tujuan hidup kita, maka dengan demikian karakter harus kita buat sendiri melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan dan pengaruh lingkungan. Ada suatu jargon dalam character building yang mengatakan bahwa character building is a never ending process, yang artinya sejak janin berada di dalam kandungan ibunya sampai dengan kita meninggal, semestinya selalu melakukan pembangunan karakter (2008 : 1). Dipertegas lagi oleh sang RI I Presiden RI H.Dr. Susilo Bambang Yudoyono dalam Antara news (2008 : 1) bahwa “Dengan olahraga kita bisa kembangkan karakter bangsa, sportivitas sekaligus merekatkan persatuan bangsa,” kata Presiden dalam peringatan hari olahraga nasional XXV yang berlangsung di gedung tenis indoor Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa.
Apabila ditinjau dari bahasa dan pengartiannya sebetulnya bahasa karakter ini masihlah sangat luas, tetapi disini akan kita lihat beberapa pengertian secara umum yang ada di lapangan. Karakter menurut Wikipedia (2008 : 1) bisa digambarkan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Tim prima pena (2006 : 234) membuat pemahaman karakter yang cenderung ke sifat manusia seperti watak, tabiat, pembawaan, kebiasaan. Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga rohani, Wikipedia (2008 :  ). Tim Prima Pena (2006 : 345) juga mendefinisikan pengertian singkat olahraga adalah proses gerak badan sehingga tercipta tubuh yang sehat (gimnastic). Etimologi kata “anggar” berasal dari Bahasa Perancis “en garde“, bunyinya dalam Bahasa Indonesia “ang-gar” yang berarti “bersiap”. Kata “en garde” digunakan sebelum permainan anggar dimulai, untuk memberi perintah “bersiap” kepada pemain. Anggar yang dipertandingkan pada olimpiade memainkan tiga nomor , yang dinamakan berdasarkan senjatanya: Floret (foil), Sabel (sabre), Degen (epée). Masing-masing senjata tersebut memiliki karakteristik tersendiri dan dalam memiliki peraturan tersendiri dalam permainannya (Rouhawk, 2008 : 1).
Selberg (1975 : 12) menyebutkan beberapa hal yang sangat memandu kita bahwa anggar salah satu cabang yang dapat melatih karakter social adalah :
  1. Seragam bermain anggar harus lengkap tertutup
  2. Bagi wanita, dibentuk pelindung dada seaman mungkin sesuai dengan bentuk tubuh
  3. Kedua pemain sebelum dan sesudah bertanding harus saling menghormati untuk saling menjaga sportivitas
  4. Menghormati wasit yang telah memimpin pertandingan
  5. Menghormati penonton yang telah menyaksikan jalannya pertandingan.
Kata Kunci : Karakter Sosial, Olahraga.
PENDAHULUAN
Menurut kata bijak : Seorang Antonin Scalia dalam Soedarsono (2008 : 1) (seorang hakim tinggi di Amerika) mengatakan bahwa ; The only thing in the world not for sale is character, kalau karakter itu tidak dapat kita beli, padahal itu sangat penting dan diperlukan didalam menentukan arah dan tujuan hidup kita, maka dengan demikian karakter harus kita buat sendiri melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan dan pengaruh lingkungan.
Ada suatu jargon dalam character building yang mengatakan bahwa character building is a never ending process, yang artinya sejak janin berada di dalam kandungan ibunya sampai dengan kita meninggal, semestinya selalu melakukan pembangunan karakter (2008 : 1).
Dalam pengamatan Soedarsono (2008 : 1) bahwa di dalam  pembangunan karakter paling tidak ada 4 koridor yang perlu dilakukan, yaitu ;
1.menanam tata nilai                                                                   ,
2.menanam mana yang boleh dan mana yang tidak boleh (The does and The don’ts),
3.menanam kebiasaan (habits) dan                                                             ,
4. memberi teladan yang sangat penting artinya dalam pembangunan karakter.
Karakter itu perlu dengan sengaja dibangun, dibentuk, ditempa dan dikembangkan serta dimantapkan. Kita ketahui bahwa dalam membangun karakter sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan kecil yakni dalam rumah, dalam masyarakat dan meluas dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan dalam kehidupan secara global.
Apabila  kita  melihat   pembangunan   karakter   yang   merupakan   proses   tiada   henti, maka dalam kehidupan kita dapat dibagi dalam 4 tahapan pembangunan karakter, yaitu :
o pada usia dini, kita sebut sebagai tahap pembentukan                           ,
o pada usia remaja, kita sebut tahap pengembangan                           ,
o pada usia dewasa, kita sebut tahap pemantapan                             ,
o pada usia tua, kita sebut tahap pembijaksanaan                                  .
Beberapa hal tersebut di atas sangat dipertegas sekali oleh sang RI I Presiden RI H.Dr. Susilo Bambang Yudoyono dalam Antara news (2008 : 1) bahwa “Dengan olahraga kita bisa kembangkan karakter bangsa, sportivitas sekaligus merekatkan persatuan bangsa,” kata Presiden dalam peringatan hari olahraga nasional XXV yang berlangsung di gedung tenis indoor Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa.
Ibnu Subiyanto (2008 : 1) mengungkapkan menang atau kalah dalam kompetisi bukanlah sesuatu yang penting, bukan pula sebagai tujuan utama. Yang jauh lebih penting adalah upaya pembentukan karakter (character building) kepada para atlit dalam menjaga sportifitas dan semangat juangnya. Para atlet diharapkan untuk mengedepankan sportifitas dalam menjalani kompetisi karena dalam sportifitas terkandung esensi pembentukan karakter manusia.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Karakter
Apabila ditinjau dari bahasa dan pengartiannya sebetulnya bahasa karakter ini masihlah sangat luas, tetapi disini akan kita lihat beberapa pengertian secara umum yang ada di lapangan. Karakter menurut Wikipedia (2008 : 1) bisa digambarkan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Tim prima pena (2006 : 234) membuat pemahaman karakter yang cenderung ke sifat manusia seperti watak, tabiat, pembawaan, kebiasaan.
Karakter bisa digambarkan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri.Karakter seperti:
  1. Pemarah
  2. Sabar
  3. Ceria
  4. Pemaaf
Dan banyak lainnya karena setiap manusia pasti mempunyai karakter yang berbeda.Manusia sebagai makhluk individu-sosialis mempunyai karakter sosial yang kuat berbeda dengan makhluk-makhluk hidup lainnya.Karakter Bisa disebut juga (Karakteristik),ataupun dalam bahasa inggris (charateristic).Untuk menunjukan ekstitensi dirinya manusia pasti mempunyai ciri khas karakter sendiri-sendir.

Olahraga

Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga rohani, Wikipedia (2008 :  ). Tim Prima Pena (2006 : 345) juga mendefinisikan pengertian singkat olahraga adalah proses gerak badan sehingga tercipta tubuh yang sehat (gimnastic).

Anggar

Tim Prima Pena (2006 : 32) menyebutkan bahwa anggar adalah olahraga berpedang. Dalam artian global, anggar adalah seni budaya olahraga ketangkasan dengan senjata yang menekankan pada teknik kemampuan seperti memotong, menusuk atau menangkis senjata lawan dengan menggunakan keterampilan dalam memanfaatkan kelincahan tangan. Dalam artian lebih spesifik, anggar adalah satu satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolahsekolah Eropa pada masa lalu dalam melatih keahlian dalam menggunakan senjata tajam yang akhirnya menjadi salah satu olahraga resmi di Olimpiade.
Etimologi kata “anggar” berasal dari Bahasa Perancis “en garde“, bunyinya dalam Bahasa Indonesia “ang-gar” yang berarti “bersiap”. Kata “en garde” digunakan sebelum permainan anggar dimulai, untuk memberi perintah “bersiap” kepada pemain. Anggar yang dipertandingkan pada olimpiade memainkan tiga nomor , yang dinamakan berdasarkan senjatanya: Floret (foil), Sabel (sabre), Degen (epée). Masing-masing senjata tersebut memiliki karakteristik tersendiri dan dalam memiliki peraturan tersendiri dalam permainannya (Rouhawk, 2008 : 1).
Floret
1. Bentuknya langsing, lentur dan ringan, ujungnya datar atau bulat tumpul dan berpegas, bila ditusukan dapat naik/turun, berfungsi seperti shakelar/tombol, hal ini terutama digunakan untuk floret listrik.
2. Pelindung tangannya kecil cukup untuk melindungi bagian tangan saja. Bagian atas diberi isolasi.
3. Penggunaannya : bagian bahwa senjata untuk menangkis dan menekan, ujungnya untuk menusuk.
4. Bidang sasaran yang harus diserang adalah bagian togok yaitu : dari pangkal paha ke atas sampai pangkal lengan dan leher.
Sabel
1. Bentuknya segitiga dengan sudut tidak tajam, seperti parang kecil/tipis, makin ke atas makin pipih dengan ujung ditekuk, supaya tidak runcing. Dengan pelindung tangan penuh menutupi seluruh tangan sampai pangkal tangkai.
2. Penggunaannya : bagian bawah untuk menangkis dan bagian atas untuk memarang serta ujungnya digunakan untuk menusuk.
3. Bidang sasaran yang diserang mulai dari panggul ke atas sampai kepala dan seluruh lengan.
Degen
1. Bentuknya : segitiga berparit yang digunakan untuk memasang kabel, pada pangkal tebal sampai ke ujung makin kecil, namun kuat agak kaku. Ujungnya datar bersih serta berpegas yang berfungsi sebagai tombol pada waktu menusuk. Pelindung tangannya besar.
2. Penggunaannya untuk menangkis pada bagian bawah serta untuk menusuk dengan ujungnya.
3. Bidang sasaran yang diserang : seluruh tubuh dari ujung kaki sampai kepala dan seluruh tangan.
PEMBAHASAN
Sejarah Singkat Anggar
Seni bela diri Anggar dapat diartikan sebagai permainan beladiri yang menggunakan pedang. Karena sebelum adanya bentuk Anggar seperti sekarang, pedang digunakan pada masa Persi, Yunani, Romawi dan Babilonia. Relief yang terdapat di candi Luxor di Mesir menggambarkan adegan pertandingan Anggar sekitar abad 119 sebelum Masehi, menggunakan pedang sebagai alat. Saat itu, permainan pedang juga sudah menggunakan pelindung muka juga pelindung pada ujung pedang agar tidak mencelakakan orang. Disamping itu, ada seorang yang bertugas mencatat hasil pertandingan yang digambarkan dengan indahnya dalam relief tersebut.
Bermula dari pedang yang berat dan pakaian perang, berubah menjadi senjata yang ringan dan langsing sehingga mudah cara menggunakannya, termasuk pakaiannya. Pada abad ke-15 muncul sekolah dan perkumpulan Anggar di Eropa yang menelorkan jago-jago seperti Marxbruder dari Frankfurt. Perkembangan olahraga sangat pesat, sehingga pada abad ke-16 tersebut di seluruh Eropa dan resmikan sebagai permainan Anggar Ranier.
Dengan penekanan pada keterampilan, jago-jago Anggar memadukan dengan gerak tipu olahraga Gulat, sehingga tercipta gerakan serangan ke depan (lunge) yang merupakan Anggar sebagai seni beladiri, kemudian perkembangan lebih lanjut seorang Perancis bernama Hendri St. Didier menciptakan istilah pada gerakan-gerakan Anggar yang hingga kini sebagian besar masih digunakan. Dan meskipun bangsa-bangsa lain menggunakan bahasanya masing-masing, namun dalam percaturan internasional banyak digunakan istilah Hendri St. Didier. Bentuk pedang yang diciptakan oleh Koeningsmarken dari Polandia memberi inspirasi terciptanya jenis senjata : Floret, Sabel dan Degen (Harlins,Craig, 2005 : 3).
Pada abad ke-17, perubahan pakaian terjadi, yaitu semasa Louis XIV menggunakan model pakaian dari sutera satin, jas panjang brokat dan celana sampai lutut (breches) dengan kaos kaki panjang dari sutera dan sepatu bertumit tinggi. Sedangkan penemuan topeng kira-kira pada tahun 1780 oleh seorang master Perancis, La Boessiere menyebabkan adanya perubahan dalam teknik beranggar. Istilah-istilah seperti Remise, Counter repaste redoublement bisa terjadi tanpa bahaya yang berlebihan (Jargon-Buster,  2007 : 5).
Karakter Sosial dari Latihan Olahraga Anggar
Karakter seorang atlet anggar perlu memiliki sifat sabar dalam bertanding. Pandai membaca karakter lawan dan juga mampu mengontrol diri dari serangan dan memvariasi serangan terhadap lawan. Selain itu, menurut Selberg (1975 : 12) menyebutkan beberapa hal yang sangat memandu kita bahwa anggar salah satu cabang yang dapat melatih karakter social adalah :
  1. Seragam bermain anggar harus lengkap tertutup
  2. Bagi wanita, dibentuk pelindung dada seaman mungkin sesuai dengan bentuk tubuh
  3. Kedua pemain sebelum dan sesudah bertanding harus saling menghormati untuk saling menjaga sportivitas
  4. Menghormati wasit yang telah memimpin pertandingan
  5. Menghormati penonton yang telah menyaksikan jalannya pertandingan.
Selain itu, permainan Anggar pada saat itu (zaman kerajaan)  merupakan bagian yang paling penting dari pendidikan setiap orang terhormat sebelum masuk Olympiade seperti kita lihat sekarang. Pertandingan Anggar memasuki acara sejak Olympiade pertama tahun 1896 dan pada tahun 1924 nomor puteri untuk pertama kalinya dipertandingkan (Massik,Michael, 2004 : 10).
R.T,Dewitt (1972 : 9) menyebutkanu ntuk membuat nilai (point) : pemain harus melakukan serangan yang tepat pada bidang sasaran yang telah ditentukan untuk tiap jenis senjata seperti yang tersebut di atas dan pada gambar. Namun demikian ada ketentuan hak bagi pemain yang menentukan serangannya yang berhasil yaitu :
1. Untuk Floret dan Sabel pemain yang lebih dahulu mengambil inisiatif untuk menyerang, dia yang berhak, tetapi bila seranggannya dapat ditangkis atau dihindarkan, maka haknya sebagai penyerang hilang dan lawannya yang mempunyai hak. Hal ini bila sampai terjadi keduanya membuat serangan yang tepat, pemain yang berhak itu yang mendapatkan nilai/point.
2. Untuk Degen : siapa saja yang lebih cepat menyerang atau menusuk dan tepat ke sasaran, maka dia yang mendapatkan point/nilai. Bila keduannya tepat, maka keduanya mendapat nilai.
Untuk menentukan pemenang pada permainan Anggar ialah :
1. Pemain yang mendapat point/angka 5 terlebih dahulu.
2. Pemain yang telah leading angkanya dan waktu yang ditentukan telah habis. Permainan Anggar ini dilaksanakan dengan waktu 5 menit dan angka yang harus dicapai 5. Maka bagi pemain seperti pada butir 2 tersebut dinyatakan menang. Angka yang didapat oleh pemain-pemain ditambah sampai yang menang mendapat angka 5.
KESIMPULAN
Karakter individu seseorang juga dapat mempengaruhi penampilan seseorang terhadap suatu aktivitas tertentu terutama cabang olahraga tertentu yang mempunyai banyak karakter yang berbeda – beda, baik dari segi peraturan, permainan, peraturan, sejarah, teknik, peralatan, dan lain sebagainya. Cabang olahraga anggar sendiri merupakan slah satu cabang olahraga seni beladiri klasik yang berkembang dari peradaban kehidupan zaman dahulu, terutama pada zaman kerajaan – kerajaan di eropa.
Karakter seorang atlet anggar perlu memiliki sifat sabar dalam bertanding. Pandai membaca karakter lawan dan juga mampu mengontrol diri dari serangan dan memvariasi serangan terhadap lawan. Selain itu, menurut Selberg (1975 : 12) menyebutkan beberapa hal yang sangat memandu kita bahwa anggar salah satu cabang yang dapat melatih karakter social adalah :
  1. Seragam bermain anggar harus lengkap tertutup
  2. Bagi wanita, dibentuk pelindung dada seaman mungkin sesuai dengan bentuk tubuh
  3. Kedua pemain sebelum dan sesudah bertanding harus saling menghormati untuk saling menjaga sportivitas
  4. Menghormati wasit yang telah memimpin pertandingan
  5. Menghormati penonton yang telah menyaksikan jalannya pertandingan.
Selain itu, permainan Anggar pada saat itu (zaman kerajaan)  merupakan bagian yang paling penting dari pendidikan setiap orang terhormat sebelum masuk Olympiade seperti kita lihat sekarang. Pertandingan Anggar memasuki acara sejak Olympiade pertama tahun 1896 dan pada tahun 1924 nomor puteri untuk pertama kalinya dipertandingkan (Massik,Michael, 2004 : 10).
DAFTAR PUSTAKA
-          Antara News. (2008). Presiden : Bentuk Karakter Bangsa Melalui Olahraga. http://www.antara.co.id/arc/2008/9/9/presiden–bentuk-karakter-bangsa-melalui-olahraga. 09/09/08 20:49
-          Arwan Pursidi. (2008). Kesabaran Jadi Kunci Sukses. http://www.suaramerdeka.co.htm. Senin, 28 Mei 2007
-          A. Selberg,Charles. (1976). Foil. USA; Addison Wesley Publishing Company,Inc
-          Harlins,Craig. (2005). What Sports and Martial Arts Comprise Fencing?.http://www.fencing.net
-          IKASI. (2008).Sejarah Berdirinya Anggar.  http://www.konidki.or.id/ikasi/PD-IKASI.htm. 2/11/08.
-          Jargon-Buster. (2007). Competitive Fencing Southern Region. http://www.fencing.Org.uk
-          Massik,Michael. (2004). Fencing Media Guide. Colorado; USFencingMedia@earthlink.net
-          Rouhawk. (2008). Anggar. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid1AA3LvuE. Selasa, 4 november 2008, pkl: 12.40
-          R.T,Dewitt, Dugan,Ken. (1972). Teaching Individual and Team Sport. New Jersey; Prentice-hall,Inc
-          Slemankab. (2008). http://www.slemankab.go.id/indexq.php?haletail_berita.php&id=16. 30/10/08.
-          Soemarno Soedarsono. (2008). Arti dan Peran Penting Karakter Hasrat untuk Berubah. http://www.pelita.or.id/baca.php?id=40180. 1/11/08.
-          Tandingpon. (2008). Anggar dari Etimologi Kata. http://tandingpon.com/index.php/sit. 31/10/08.
-          Tim Prima Pena. (2006). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya ; Gitamedia Press.
By : Faidillah Kurniawan (Pendidikan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negri Yogyakarta)

AddThis Social Bookmark Button

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips