Selasa, 27 September 2011


KENAPA  PSIKOLOGI  KEPELATIHAN  PENTING .
Untuk menyatukan persepsi bahwa psikologi Olahraga adalah sangat berbeda dengan Psikologi Kepelatihan / tetapi tidaklah dapat dipisahkan ( memang apabila kita kuliah di Fak Ilmu keolahragaan sebelum kita mengambil Psikologi kepelatihan harus telah lulus terlebih dahulu Psikologi olahraga ) .



Good bey “ Era Drunken master “ …….welcome ” Era Respecting Coach .

Maksudnya model kepelatihan zaman dahulu yang tidak ada perencanaan sudah ditinggalkan oleh para pelatih saat ini . Tingginya nilai keilmuan yang didasari pengkajian materi lebih mendalam dan perencanaan pencapaian setiap materi menjadi tolak ukur keberhasilan seorang pelatih di era saat ini .

PENCAPAIAN RESPECTING COACH .


AD I . Knowledge .

Selain harus mengetahui ilmu mengenai kecabangan olahraganya, mereka juga harus mendalami ilmu penunjang seperti ilmu Periodisasi - Biomekanika – Faal olahraga – Gizi – Ilmu kesehatan – dan lain2 tentunya termasuk PSIKOLOGI KEPELATIHAN .

Mendalami karakter cabang olahraga adalah mutlak, sehingga tidak akan salah dalam membina karakter atlit yang tentunya akan disesuaikan dengan kebutuhan kecabangannya . Sejalan dengan pembentukan karakter adalah sama dengan memutuskan akhir dari latihan pembentukan fisiknya .

Untuk seorang petenis latihan daya juang terhadap lamanya pertandingan dan beban pressure yang harus / cenderung harus dipikul sendiri tentunya akan mengarahkan pelatihan kepada speed endurance ( daya tahan kecepatan ) dan mental taftness . Pentingnya nilai analisa abstrak ( kemampuan mengambil keputusan dalam hitungan sepersekian detik ) apakah harus passing shot ke kiri / kanan atau drop benar2 menjadi tolak ukur diakhir penggemblengan . Begitu juga seimbangnya antara semua kekuatan otot tungkai bawah dan atas yang Harus dimotori oleh core muscle ( otot sekitar pinggang dan perut ) . Selanjutnya ahli gizi akan memperhitungkan asupan gizi yang tepat ( di masa pembentukan dan pertandingan yang mempunyai kekhususan masing2 ) dan berat / bobot badan yang ideal . Pengetahuan biomekanik akan menentukan bentuk dan karakter pukulan yang disesuaikan dengan kekhususan otot dan kemampuan jantungnya .

Memang seorang pelatih tidak harus mendalami semuanya . Karena di era sekarang specialisasi disatu bidang akan menjadikan satu kesatuan dari masing2 keahlian teersebut menjadi team coaching ( tim kepelatihan = bekerjasamanya beberapa ahli dalam melatih seorang atlit / team ). ………….Begitu juga untuk cabang2 olahraga lainnya .

AD II . Experience .

Setelah mendalami semua ilmu diatas, masuklah pada masa praktek untuk menemukan efisiensi dari keilmuannya . Dengan mengalami salah benar . Akhirnya mereka akan menemukan “ Filosophy Kepelatihannya “ sendiri .

Menerapkan strategy hasil pengayaan dari beberapa buku dan pendapat para pakar, secara otomatis akan mendapatkan / menemukan strategy andalannya yang pertama – kedua dan seterusnya . Inilah yang dikatakan pengalaman dalam kecabangannya .

Kemampuan menanggulangi berbagai masalah baik berupa tehnis dan non tehnis juga merupakan keunikan tersendiri dari hasil pengalaman memimpin team di berbagai event yang diikutinya . Disini nilai “ Art of Coaching “ telah ditemuinya dan diharapkan disenanginya .

AD III . Character .

Dengan menyadari sepenuhnya bahwa didalam dunia kepelatihan unsur2 positif yang harus selalu diketengahkan, maka otomatis akan membentuk kepribadian yang kuat dalam membina atlitnya .

Mengerti akan sifat dan karakter anak didiknya, tentunya akan membantu banyak dalam tugas kesehariannya menghadapi atlitnya baik selama masa latihan maupun pertandingan . Hubungan yang kondusif ini dimana dia mampu bertindak sebagai bapa – kakak maupun pembantu ( walaupun tidak akan pernah dia menganggap atlit tersebut sebagai anaknya – adiknya maupun tuannya ) membuat nilai kepribadiannya sebagai pelatih akan semakin tinggi .Karena kemampuannya menilai semua hal secara objective tidak subjective sebagaimana perasaan ayah kepada anaknya atau adiknya atau tuannya .

Setelah semua hal dipelajari dan dihayatinya, masuklah kepada kegiatan yang benar2 bersifat aplikatif dilapangan ( applied ) dimana kesiapan secara mental baik sebelum melatih – selama melatih dan setelah nya . Kesiapan mental sebelum pertandingan – selama pertandingan dan setelahnya ( kemampuan menyikapi nilai kalah & menang ) .

Kesiapan mental seorang pelatih sebelum memimpin latihan ditandai oleh nilai “ Training Unit “ yg dibuatnya . Semakin baik dibuatnya maka semakin tidak sabar dia menunggu waktu latihan .

Membuat penilain se objektif mungkin dari training unit yang dibuatnya, akan terus mempertajam kemampuannya dalam membuat training unit .

Kesiapan dalam menghadapi pertandingan ditandai dengan kesiapannya membuat “ Game Plan / Game Preparation . Kesiapan membuat plan A – B & C hasil scouting dan analisa data yang matang tentunya secara otomatis juga akan meningkatkan martabatnya dalam pencapaian sebagai Respecting Coach . Karena statement “ Winning the game start from morning practice tidak hanya menjadi isapan jempol belaka . Hasil setting game akan menambah respect atlit karena mereka merasakan bahwa strategy yg diterapkan benar2 sesuai dan efektif dalam pertandingan .

Tips dalam melaksanakan coaching pada tingkat pemula adalah selain terus berpegang kepada teory2 yang bersumber dari disiplin ilmu yang telah dipelajarinya, haruslah diingat bahwa pada dasarnya manusia dianugrahi kelebihan yg berbeda . Ada yang “ Full Talented “ atlit dan ada yg “ Half Talented “ atlit yang tentunya muara akhir tujuan nya berolahraga berbeda2 .

Target long life learning :



Karena semua karakter ini akan banyak membantu mereka dalam menjalani kehidupan nya dikemudian hari ( Masa remaja – masa bekerja dan masa sebagai orang tua ) .

Untuk hal diatas setiap pelatih harus benar2 fokus dengan tujuan berlatih dari setiap anak didiknya . Setelah mengetahui tujuannya berlatih segeralah membuat perencanaan dan report hasil kegiatannya . Sehingga si alti dan orang tuanya segera mengetahui dan sadar akan manfaat berlatih olahraga dibawah pimpinan kita sebagai orang yg diberi gelar “RESPECTING COACH “ . ( INGAT…, RESPECTING COACH TIDAK BISA DIBELI TETAPI MURNI DARI PENILAIAN ORANG LAIN ATAS KINERJA KITA YANG TENTUNYA TELAH TERUJI DENGAN BAIK ) .
ImanSulaimanZamzami

AddThis Social Bookmark Button

Sarana dan Prasarana Olahraga  

Kamis, 07 Juli 2011


PEMBAHASAN

a.        Sarana Pendidikan Jasmani
Sarana pendidikan jasmani merupakan peralatan yang sangat membantu  dalam  proses  belajar  mengajar  pendidikan  jasmani.  Sarana  pendididkan  jasmani  pada  dasarnya  merupakan  segala  sesuatu  yang  sifatnya  tidak  permanen,  dapat dibawa kemana-mana  atau dipindahkan dari satu tempat ketempat lain. Menurut Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  (2001:  999)  dijelaskan,  “Sarana  adalah  segala sesuatu  yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan”. Contoh: bola,  raket,  pemukul,  tongkat,  balok,  raket  tennis  meja,  shattle  cock,  dll.  Sarana atau  alat  sangat  penting  dalam  memberikan  motivasi  peserta  didik  dengan  sungguh-sungguh dan akhirnya tujuan aktivitas dapat tercapai. Menurut  Ratal  Wirjasantoso  (1984:  157)  alat-alat  olahraga  biasanya  dipakai  dalam  waktu  relatif  pendek  misalnya:  bola,  raket,  jarring,  pemukul  bola kasti,  dan  sebagainya.  Alat-alat  olahraga  biasanya  tidak  dapat  bertahan  dalam waktu  yang  lama,  alat  akan  rusak  apabila  sering  di  pakai  dalan  kegiatan pembelajaran  pendidikan  jasmani,  agar  alat  dapat  bertahan  lama  harus  dirawat dengan baik.  Sarana    maupun    alat    merupakan    benda    yang    dibutuhkan dalam pembelajaran  olahraga,  dan  alat  tersebut  sangat  mudah  dibawa  sehingga  sarana atau  alat  tersebut  sangat  praktis  dalam  pelaksanaan  pembelajaran.  Alat  olahraga merupakan hal yang mutlak harus dimiliki oleh sekolah, tanpa ditunjang dengan hal  ini  pembelajaran  pendidikan  jasmani  tidak  akan  dapat  berjalan  dengan  baik. Sedang menurut Sukintaka yang dimaksud alat adalah alat-alat olahraga adalah “ alat  yang  digunakan  dalam  olahraga,  misalnya  bola  untuk  bermain  basket,  voli,
Soepartono   (1999/2000)   menyatakan   istilah   sarana   olahraga   adalah terjemahan  dari  fasilitas  yaitu  sesuatu  yng  dapat  digunakan  dan  dimanfaatkan dalah  pelaksanaan  proses  pembelajaran  pendidikan  jasmani.  Selanjutnya  sarana juga  dapat  diartikan  segala  sesuatu  yang  dapat  digunakan  dalam  pembelajaran pendidikan  jasmani  mudah  dipindah  bahkan   mudah  dibawa  oleh  pemakai. Sedangkan  sarana olahraga dapat dibedakan menjadi: 
1.   Peralatan ialah sesuatu yang digunakan. Contoh: peti loncat, palang tunggal, palang sejajar, dan lain sebagainya.
2.   Perlengkapan ialah:
a.      Semua yang melengkapi kebutuhan prasarana. Misalnya: net, bendera  untuk tanda, garis batas.
b.      Sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki. Misalnya: bola, raket, pemukul.
Berdasarkan pengertian sarana yang di kemukakan beberapa ahli tersebut dapat  disimpulkan  bahwa,  sarana  pendidikan  jasmani  merupakan  perlengkapan yang   mendukung   kegiatan   pembelajaran   pendidikan   jasmani   yang   sifatnya dinamis  dapat  berpindah-pindah  dari  satu  tempat  ke  tempat  yang  lain,  misalnya bola,  raket,  net,  dll.  Dan  sarana  atau  alat  pendidikan  jasmani  merupakan segala sesuatu  yang  dipergunakan  dalam  prose  pembelajaran  pendidikan  jasmani  atau olahraga,   segala   sesuatu   yang   dipergunakan   tersebut   adalah  yang   muddah dipindah-pindah  atau  dibawa  saat  dipergunakan  dalam  kegiatan  pembelajaran pendidikan  jasmani  atau  olahraga. Sarana  pendidikan  jasmani  merupakan  media atau alat peraga dalam pendidikan jasmani. Dengan demikian dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani apabila didukung  dengan  sarana  yang  baik  dan  mencukupi,  maka  anak  didik  atau  siswa bahkan guru akan dapat menggunakan sarana tersebut dengan baik dan maksimal. Tentunya  anak  didik  atau  siswa  tersebut  akan  merasa  senang  bahkan  puas  dlam memakai  sarana  yang  terdapat  disekolahnya.  Dengan  memiliki  sarana  yang memenuhi  standar  maka  anak  atau  siswa  dapat    mengembangkan  keinginannya untuk terus mencoba olahraga yang disenanginya. Menurut Nana Sudjana (2005: 100)  bahwa  salah  satu  fungsi  alat  peraga  yaitu,”  Penggunaan  alat  peraga  dalam pengajaran  diutamakan  untuk  mempertinggi  belajar  mengajar.  Dengan  kata  lain, 
menggunakan alat peraga hasil belajar yang dicapai akan tahap lama akan diingat siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi” . Penggunaan   sarana   yang   baik   mempunyai   peranan   penting   untuk meningkatkan  hasil  belajar.  Oleh  karena  itu,  penyediaan  sarana  pendidikan jasmani  harus  ideal  sesuai  dengan  jumlah  siswa.  Tersedianya  sarana  pendidikan jasmani yang ideal sesuai dengan jumlah siswa, maka pembelajaran akan berjalan secara  efektif  dan  efisien.  Namun  sebaliknya,  sarana  pendidikan  jasmani  yang tidak ideal, pembelajaran pendidikan jasmani akan terhambat kurang efektif dan banyak waktu yang terbuang.
b.        Prasarana Pendidikan Jasmani
Prasarana  pendidikan  jasmani  pada  dasarnya  merupakan  sesuatu  yang bersifat  permanen.  Kelangsungan  proses  belajar  mengajar  pendidikan  jasmani tidak terlepas dari tersedianya prasarana yang baik dan memadai. Prasarana yang baik dan memadai maka proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat berjalan dengan baik. Menurut   Soepartono   (1999/2000:   5)   berpendapat   bahwa   prasarana olahraga  adalah  sesuatu  yang  meeupakan  penunjang  terlaksananya  suatu  proses pembelajaran   pendidikan   jasmani.   Dalam   pembelajaran   pendidikan   jasmani prasarana  didefinisikan  sebagai  sesuatu  yang  mempermudah  atau  memperlancar proses.  Salah  satu  sifat  yang  dimiliki  oleh  prasarana  jasdmani  adalah  sifatnya relatif  permanen  atau  susah  untuk  dipindah.  Menurut  Depdiknas  dalam  Kamus Besar  Bahasa  Iandonesia  (2001:  893)  bahwa,  “prasarana  adalah  segala  sesuatu yang   merupakan   penunjang   utama   terselenggaranya   suatu   proses   usaha, pembangunan proyek dan lain sebagainya”.  Prasarana  pendidikan  jasmani  yang  dimaksud  dalam  pendapat  di  atas dapat  diartikan    sebagai  prasarana  dengan  ukuran  standar  seperti  lapangan-lapangan  maupun  gedung  olahraga,  tetapi  kebanyakan  sekolah  tidak  dapat menyenggarakan  pembelajaran  penddidikan  jasmani  dengan  prasarana  standar, sering  pembelajaran  pendidikan  jasmani  diselenggarakan  di  halaman  sekolah-sekolah,  disela-sela  bangunan  gedung,  sebagian  dapat  menggunakan  prasarana standar yang terdapat disekitar sekolah namun harus berbagi dengan sekolah lain maupun masyarakat.
c.        Hakikat   Sarana   dan   Prasarana   Dalam   Pembelajaran   Pendidikan Jasmani
Menurut Ratal Wirjosantoso (1984: 157), bahwa yang dimaksud dengan fasilitas ialah suatu bentuk yang permanen, baik untuk ruangan didalam maupun diluar,  misalnya  kolam  renang, lapangan-lapangan  permainan  dan  sebagainya. Perlengkapan  adalah  perkakas  yang  kurang  permanen  dibandingkan  dengan fasilitas, misalnya bangku swedia, jenjang, peti lompat, kudu-kuda, palang sejajar, palang  tunggal.  Matras,  dan  lain-lainnya.  Sedangkan  alat-alat  olahraga  adalah yang  biasanya  dipakai  dalam  waktu  yang  relatif  singkat,  misalnya,  bola,  raket, jaring bola basket, jaring tenis, pemukul bola kasti, dan sebagainya. Sedangkan  definisi  lain  menyatakan  bahwa  ”fasilitas  adalah  semua prasarana olahraga yang meliputi seluruh lapangan dan bangunan olahraga beserta perlengkapanya untuk melaksanakanya program kegiatan olahraga”. Sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu dari alat dan tempat pembelajaran, di mana sarana dan prasarana mempunyai peran yang penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan sarana dan prasarana yang  dilakukan  oleh  para  guru  dan  siswa  dalam  situasi  pembelajaran  untuk menunjang    tercapainya    tujuan    pembelajaran    pendidikan    jasmani. Proses pembelajaran  akan  mengalami  kepincangan  atau  tersendat-sendat  bahkan  proses pembinanan  bisa  berhenti  sama  sekali.  Bisa  dinyatakan  bahwa  sarana  dan prasarana  olahraga  ini  sebagai  alat  bantu  dalam  pengajaran  peembelajaran kegiatan olahraga 
d.        Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani
Setiap  pokok  bahasan  memerlukan  sarana  dan  prasarana  pembelajaran yang   berbeda.   Agar   sarana   dan   prasarana   benar-benar   membantu   dalam pencapaian tujuan pembelajaran pendidikan jasmani, maka dalam penggunaan dan pemilihannya  harus  tepat.  Adapun  jenis-jenis  sarana  dan  prasarana  maupun  alat pembelajaran pendidikan jasmani tingkat SD adalah sebagai berikut:


1)       Atletik
a)        Jalan dan Lari
Pada  jalan  dan  lari  diperlukan  alat  seperti:  stopwatch,  bendera  start, nomor dada, tongkat lari sambung, dan start  block, sedangkan fasilitas yang  dibutuhkan  adalah  lintasan  lari  atau  lapangan  terbuka.  Sekolah yang  mempunyai  sarana  dan  prasarana  lengkap,sangat  mendukung tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.
b)       Nomor Lompat  
Sarana  dan  prasarana  serta  alat-alat  lompat  terdiri:meteran  gulungan, bendera  kecil,  mistar  lompat,  tiang  mistar,  cangkul,  bak  pasir,  balok tumpu,  dan  perata  pasir.  Sarana  dan  prasarana  pendidikan  jasmani tersebut harus dimiliki sekolah dalam pelajaran nomor lompat, kondisi pembelajaran dapat efektif serta waktu pembelajaran dapat digunakan secara efisien.
c)        Nomor Lempar
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran nomor lempar memerlukan sarana dan  prasarana  serta  alat-alat  seperti:  peluru,  bola  kasti,  meteran gulungan, bendera kecil, lapangan tolak peluru. Sarana dan prasarana tersebut sangat membantu terlaksananya proses pemnbelajaran pendidikan jasmani di sekolah.
2)       Senam
Pada proses pembelajaran senam terdiri dari senam pembentukan gerakan togok, senam pembentukan gerakan lengan dan bahu, senam pembentukan gerakan   tungkai,   senam   keseimbangan   duduk,   senam   keseimbangan berdiri, senam gerak dasar mendorong dan menarik, senam irama, senam kelentukan,  senam  lantai,  senam  alat,  dan  masih  banyak  lagi. Untuk mendukukung proses kelancaran pembelajaran senam tersebut diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, antara lain: matras, busa, kaset, tape recorder, tongkat, serta bangsal senam.
3)       Permainan
Pembelajaran  permainan  terdiri  dari  beberapa  macam  permainan  yaitu: gerak  dasar  lempar,  permainan  kecil  tanpa  alat,  permainan  kecil  dengan alat,  permainan  bola  kasti,  permainan  bola  basket  mini,  permainan  bola voli mini, permainan sepak bola mini. Adapun sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung  permainan-permainan tersebut adalah: bola voli  mini,  net  voli  mini,  bola  sepak  mini,  gawang  mini,  ring  dan papan basket mini, lapangan voli, lapangan sepakbola, lapangan basket, dan lain-lain. 
4)       Kegiatan Pilihan
Dalam  melaksanakan  kegiatan  pilihan  guru  pendidikan  jasmani  harus memilih dua bahan pelajaran. Pilihan tersebut disesuaikan dengan kondisi sekolah  termasuk  sarana  dan  prasarana  olahraga.  Untuk  menghemat fasilitas sekolah, lapangan bola basket digabung dengan bulutangkis serta lapangan  sepak  takraw  dan  lapangan  bola  voli.  Kebutuhan  sarana  dan prasarana  olahraga  di  tingkat  Sekolah  Dasar  secara  tidak  langsung  telah dirumuskan didalam kurikulum. Menurut  Soekatamsi  dan  Srihati  Waryati  (1996:5-60)  bahwa  standar pemakaian sarana dan prasarana pendidikan jasmani sebagai berikut :
                        i.          Prasarana dan sarana pada cabang olahraga atletik :
Ø  8 start block, 1 start blok untuk 4 siswa.
Ø  8 tongkat estafet, 1 tongkat estafet untuk 4 siswa.
Ø  16 buah lembing, 1 lembing untuk 2 siswa.
Ø  16 cakram, 1 cakram untuk 2 siswa.
Ø  16 peluru, 1 peluru untuk 2 siswa.
Ø  2 buah lapangan lempar lembing.
Ø  2 buah lapangan lompat jauh.
Ø  2 buah lapangan lompat tinggi.
                      ii.          Prasarana dan sarana pada cabang olahraga permainan :
Ø  11 bola kaki, 1 bola kaki untuk 3 siswa.
Ø  11 buah bola voli, 1 bola voli untuk 3 siswa.
Ø  11 buah bola basket, 1 bola basket untuk 3 siswa.
Ø  11 bola tangan, 1 bola tangan untuk 3 siswa.
Ø  2 buah lapangan bola voli.
Ø  1 buah lapangan bola basket.
Ø  1 buah lapangan sepakbola.
Ø  1 buah lapangan bola tangan.
                   iii.          Prasarana dan sarana pada cabang olahraga senam :
Ø  16 buah hop rotan, 1 hop untuk 2 siswa.
Ø  6 buah matras, 1 matras untuk 4 siswa.

AddThis Social Bookmark Button

Latihan fisik  

Rabu, 25 Mei 2011

Latihan fisik adalah salah satu latihan untuk meningkatkan system kardivascular sekunder yaitu meningkatkan kerja jantung. Latihan ini sangat penting dilakukan karena salah satu syarat untuk mendapatkan kondisi yang prima. Kondisi prima itu sendiri adalah sebuah kondisi dimana tubuh dalam keadaan paling segar.
Bentuk latihan fisik antaralain :
  1. Latihan dengan berlari kearah luar kones
  2. Latihan dengan berlari melewati kones dan lari dengan cepat untuk melompat melewati halangan.
  3. Latihan dengan berlari cepat dari satu titik ke titik yang satunya lagi dengan waktu yang telah ditentukan.
Latihan diatas merupakan salah satu latihan meningkatkan kondisi fisik tubuh, selain masih banyak latihan kondisi fisik yang lain.
APA YANG HARUS DIPERHATIKAN ?
  1. Perhatikan keadaan umum klien, apakah merasa kelelahan, pusing, atau kecapean.
  2. Jika klien kecapean atau kelelahan HENTIKAN LATIHAN FISIK!!! (ANJURKAN KLIEN UNTUK BERISTIRAHAT)
  3. Pastikan cincin dan perhiasan dilepas menghindari terjadinya pembengkakan atau luka
  4. Pastikan pakaian pada keadaan longgar
  5. Jangan dilakukan pada klien yanng patah tulang
  6. Jangan lakukan latihan fisik segera setelah klien makan.
  7. Gunakan gerakan badan yang benar untuk menghindari ketegangan otot atau luka pada klien
  8. Gunakan kekuatan dengan peganngan yang nyaman ketika melakukan latihan
    Gerakan bagian tubuh yang lancar, pelan, dan berirama
  9. Hindari gerakan yanng terlalu sulit
  10. Jika terjadi kekakuan tekan pada daerah yanng kaku, teruskan latihan dengan perlahan.
  11. Latihan fisik dilakukan 3-8x tiap gerakan, setiap gerakan disesuaikan dengan kondisi klien. Latihan fisik dapat dilakukan 2x sehari.

AddThis Social Bookmark Button

Untuk Bahan Sosiologi  

Jumat, 20 Mei 2011

http://www.membuatblog.web.id/2010/06/pendidikan-anak-usia-dini.html

http://www.google.co.id/search?hl=id&lr=&client=firefox-a&hs=2CB&rls=org.mozilla%3Aid%3Aofficial&biw=1024&bih=629&as_qdr=all&q=kuda+-+kuda+pada+anggar&oq=kuda+-+kuda+pada+anggar&aq=f&aqi=&aql=&gs_sm=e&gs_upl=25701l36173l0l25l23l1l7l1l3l701l4600l3.3.2.3.0.3.1

http://forumpaudkabupatenbekasi.blog.dada.net/post/1207082433/KERANGKA+DASAR+KURIKULUM+PENDIDIKAN+ANAK+USIA+DINI

http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=91:pentingbya-stimulasi-anak-usia-dini-aud&catid=36:yang-perlu-anda-ketahui&Itemid=28

http://penjaskes-pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2010/12/peranan-olahraga-usia-dini.html

AddThis Social Bookmark Button

Melatih sikap pada anggar..  

Abstract
Menurut kata bijak : Seorang Antonin Scalia dalam Soedarsono (2008 : 1) (seorang hakim tinggi di Amerika) mengatakan bahwa ; The only thing in the world not for sale is character, kalau karakter itu tidak dapat kita beli, padahal itu sangat penting dan diperlukan didalam menentukan arah dan tujuan hidup kita, maka dengan demikian karakter harus kita buat sendiri melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan dan pengaruh lingkungan. Ada suatu jargon dalam character building yang mengatakan bahwa character building is a never ending process, yang artinya sejak janin berada di dalam kandungan ibunya sampai dengan kita meninggal, semestinya selalu melakukan pembangunan karakter (2008 : 1). Dipertegas lagi oleh sang RI I Presiden RI H.Dr. Susilo Bambang Yudoyono dalam Antara news (2008 : 1) bahwa “Dengan olahraga kita bisa kembangkan karakter bangsa, sportivitas sekaligus merekatkan persatuan bangsa,” kata Presiden dalam peringatan hari olahraga nasional XXV yang berlangsung di gedung tenis indoor Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa.
Apabila ditinjau dari bahasa dan pengartiannya sebetulnya bahasa karakter ini masihlah sangat luas, tetapi disini akan kita lihat beberapa pengertian secara umum yang ada di lapangan. Karakter menurut Wikipedia (2008 : 1) bisa digambarkan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Tim prima pena (2006 : 234) membuat pemahaman karakter yang cenderung ke sifat manusia seperti watak, tabiat, pembawaan, kebiasaan. Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga rohani, Wikipedia (2008 :  ). Tim Prima Pena (2006 : 345) juga mendefinisikan pengertian singkat olahraga adalah proses gerak badan sehingga tercipta tubuh yang sehat (gimnastic). Etimologi kata “anggar” berasal dari Bahasa Perancis “en garde“, bunyinya dalam Bahasa Indonesia “ang-gar” yang berarti “bersiap”. Kata “en garde” digunakan sebelum permainan anggar dimulai, untuk memberi perintah “bersiap” kepada pemain. Anggar yang dipertandingkan pada olimpiade memainkan tiga nomor , yang dinamakan berdasarkan senjatanya: Floret (foil), Sabel (sabre), Degen (epée). Masing-masing senjata tersebut memiliki karakteristik tersendiri dan dalam memiliki peraturan tersendiri dalam permainannya (Rouhawk, 2008 : 1).
Selberg (1975 : 12) menyebutkan beberapa hal yang sangat memandu kita bahwa anggar salah satu cabang yang dapat melatih karakter social adalah :
  1. Seragam bermain anggar harus lengkap tertutup
  2. Bagi wanita, dibentuk pelindung dada seaman mungkin sesuai dengan bentuk tubuh
  3. Kedua pemain sebelum dan sesudah bertanding harus saling menghormati untuk saling menjaga sportivitas
  4. Menghormati wasit yang telah memimpin pertandingan
  5. Menghormati penonton yang telah menyaksikan jalannya pertandingan.
Kata Kunci : Karakter Sosial, Olahraga.
PENDAHULUAN
Menurut kata bijak : Seorang Antonin Scalia dalam Soedarsono (2008 : 1) (seorang hakim tinggi di Amerika) mengatakan bahwa ; The only thing in the world not for sale is character, kalau karakter itu tidak dapat kita beli, padahal itu sangat penting dan diperlukan didalam menentukan arah dan tujuan hidup kita, maka dengan demikian karakter harus kita buat sendiri melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan dan pengaruh lingkungan.
Ada suatu jargon dalam character building yang mengatakan bahwa character building is a never ending process, yang artinya sejak janin berada di dalam kandungan ibunya sampai dengan kita meninggal, semestinya selalu melakukan pembangunan karakter (2008 : 1).
Dalam pengamatan Soedarsono (2008 : 1) bahwa di dalam  pembangunan karakter paling tidak ada 4 koridor yang perlu dilakukan, yaitu ;
1.menanam tata nilai                                                                   ,
2.menanam mana yang boleh dan mana yang tidak boleh (The does and The don’ts),
3.menanam kebiasaan (habits) dan                                                             ,
4. memberi teladan yang sangat penting artinya dalam pembangunan karakter.
Karakter itu perlu dengan sengaja dibangun, dibentuk, ditempa dan dikembangkan serta dimantapkan. Kita ketahui bahwa dalam membangun karakter sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan kecil yakni dalam rumah, dalam masyarakat dan meluas dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan dalam kehidupan secara global.
Apabila  kita  melihat   pembangunan   karakter   yang   merupakan   proses   tiada   henti, maka dalam kehidupan kita dapat dibagi dalam 4 tahapan pembangunan karakter, yaitu :
o pada usia dini, kita sebut sebagai tahap pembentukan                           ,
o pada usia remaja, kita sebut tahap pengembangan                           ,
o pada usia dewasa, kita sebut tahap pemantapan                             ,
o pada usia tua, kita sebut tahap pembijaksanaan                                  .
Beberapa hal tersebut di atas sangat dipertegas sekali oleh sang RI I Presiden RI H.Dr. Susilo Bambang Yudoyono dalam Antara news (2008 : 1) bahwa “Dengan olahraga kita bisa kembangkan karakter bangsa, sportivitas sekaligus merekatkan persatuan bangsa,” kata Presiden dalam peringatan hari olahraga nasional XXV yang berlangsung di gedung tenis indoor Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa.
Ibnu Subiyanto (2008 : 1) mengungkapkan menang atau kalah dalam kompetisi bukanlah sesuatu yang penting, bukan pula sebagai tujuan utama. Yang jauh lebih penting adalah upaya pembentukan karakter (character building) kepada para atlit dalam menjaga sportifitas dan semangat juangnya. Para atlet diharapkan untuk mengedepankan sportifitas dalam menjalani kompetisi karena dalam sportifitas terkandung esensi pembentukan karakter manusia.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Karakter
Apabila ditinjau dari bahasa dan pengartiannya sebetulnya bahasa karakter ini masihlah sangat luas, tetapi disini akan kita lihat beberapa pengertian secara umum yang ada di lapangan. Karakter menurut Wikipedia (2008 : 1) bisa digambarkan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Tim prima pena (2006 : 234) membuat pemahaman karakter yang cenderung ke sifat manusia seperti watak, tabiat, pembawaan, kebiasaan.
Karakter bisa digambarkan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri.Karakter seperti:
  1. Pemarah
  2. Sabar
  3. Ceria
  4. Pemaaf
Dan banyak lainnya karena setiap manusia pasti mempunyai karakter yang berbeda.Manusia sebagai makhluk individu-sosialis mempunyai karakter sosial yang kuat berbeda dengan makhluk-makhluk hidup lainnya.Karakter Bisa disebut juga (Karakteristik),ataupun dalam bahasa inggris (charateristic).Untuk menunjukan ekstitensi dirinya manusia pasti mempunyai ciri khas karakter sendiri-sendir.

Olahraga

Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga rohani, Wikipedia (2008 :  ). Tim Prima Pena (2006 : 345) juga mendefinisikan pengertian singkat olahraga adalah proses gerak badan sehingga tercipta tubuh yang sehat (gimnastic).

Anggar

Tim Prima Pena (2006 : 32) menyebutkan bahwa anggar adalah olahraga berpedang. Dalam artian global, anggar adalah seni budaya olahraga ketangkasan dengan senjata yang menekankan pada teknik kemampuan seperti memotong, menusuk atau menangkis senjata lawan dengan menggunakan keterampilan dalam memanfaatkan kelincahan tangan. Dalam artian lebih spesifik, anggar adalah satu satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolahsekolah Eropa pada masa lalu dalam melatih keahlian dalam menggunakan senjata tajam yang akhirnya menjadi salah satu olahraga resmi di Olimpiade.
Etimologi kata “anggar” berasal dari Bahasa Perancis “en garde“, bunyinya dalam Bahasa Indonesia “ang-gar” yang berarti “bersiap”. Kata “en garde” digunakan sebelum permainan anggar dimulai, untuk memberi perintah “bersiap” kepada pemain. Anggar yang dipertandingkan pada olimpiade memainkan tiga nomor , yang dinamakan berdasarkan senjatanya: Floret (foil), Sabel (sabre), Degen (epée). Masing-masing senjata tersebut memiliki karakteristik tersendiri dan dalam memiliki peraturan tersendiri dalam permainannya (Rouhawk, 2008 : 1).
Floret
1. Bentuknya langsing, lentur dan ringan, ujungnya datar atau bulat tumpul dan berpegas, bila ditusukan dapat naik/turun, berfungsi seperti shakelar/tombol, hal ini terutama digunakan untuk floret listrik.
2. Pelindung tangannya kecil cukup untuk melindungi bagian tangan saja. Bagian atas diberi isolasi.
3. Penggunaannya : bagian bahwa senjata untuk menangkis dan menekan, ujungnya untuk menusuk.
4. Bidang sasaran yang harus diserang adalah bagian togok yaitu : dari pangkal paha ke atas sampai pangkal lengan dan leher.
Sabel
1. Bentuknya segitiga dengan sudut tidak tajam, seperti parang kecil/tipis, makin ke atas makin pipih dengan ujung ditekuk, supaya tidak runcing. Dengan pelindung tangan penuh menutupi seluruh tangan sampai pangkal tangkai.
2. Penggunaannya : bagian bawah untuk menangkis dan bagian atas untuk memarang serta ujungnya digunakan untuk menusuk.
3. Bidang sasaran yang diserang mulai dari panggul ke atas sampai kepala dan seluruh lengan.
Degen
1. Bentuknya : segitiga berparit yang digunakan untuk memasang kabel, pada pangkal tebal sampai ke ujung makin kecil, namun kuat agak kaku. Ujungnya datar bersih serta berpegas yang berfungsi sebagai tombol pada waktu menusuk. Pelindung tangannya besar.
2. Penggunaannya untuk menangkis pada bagian bawah serta untuk menusuk dengan ujungnya.
3. Bidang sasaran yang diserang : seluruh tubuh dari ujung kaki sampai kepala dan seluruh tangan.
PEMBAHASAN
Sejarah Singkat Anggar
Seni bela diri Anggar dapat diartikan sebagai permainan beladiri yang menggunakan pedang. Karena sebelum adanya bentuk Anggar seperti sekarang, pedang digunakan pada masa Persi, Yunani, Romawi dan Babilonia. Relief yang terdapat di candi Luxor di Mesir menggambarkan adegan pertandingan Anggar sekitar abad 119 sebelum Masehi, menggunakan pedang sebagai alat. Saat itu, permainan pedang juga sudah menggunakan pelindung muka juga pelindung pada ujung pedang agar tidak mencelakakan orang. Disamping itu, ada seorang yang bertugas mencatat hasil pertandingan yang digambarkan dengan indahnya dalam relief tersebut.
Bermula dari pedang yang berat dan pakaian perang, berubah menjadi senjata yang ringan dan langsing sehingga mudah cara menggunakannya, termasuk pakaiannya. Pada abad ke-15 muncul sekolah dan perkumpulan Anggar di Eropa yang menelorkan jago-jago seperti Marxbruder dari Frankfurt. Perkembangan olahraga sangat pesat, sehingga pada abad ke-16 tersebut di seluruh Eropa dan resmikan sebagai permainan Anggar Ranier.
Dengan penekanan pada keterampilan, jago-jago Anggar memadukan dengan gerak tipu olahraga Gulat, sehingga tercipta gerakan serangan ke depan (lunge) yang merupakan Anggar sebagai seni beladiri, kemudian perkembangan lebih lanjut seorang Perancis bernama Hendri St. Didier menciptakan istilah pada gerakan-gerakan Anggar yang hingga kini sebagian besar masih digunakan. Dan meskipun bangsa-bangsa lain menggunakan bahasanya masing-masing, namun dalam percaturan internasional banyak digunakan istilah Hendri St. Didier. Bentuk pedang yang diciptakan oleh Koeningsmarken dari Polandia memberi inspirasi terciptanya jenis senjata : Floret, Sabel dan Degen (Harlins,Craig, 2005 : 3).
Pada abad ke-17, perubahan pakaian terjadi, yaitu semasa Louis XIV menggunakan model pakaian dari sutera satin, jas panjang brokat dan celana sampai lutut (breches) dengan kaos kaki panjang dari sutera dan sepatu bertumit tinggi. Sedangkan penemuan topeng kira-kira pada tahun 1780 oleh seorang master Perancis, La Boessiere menyebabkan adanya perubahan dalam teknik beranggar. Istilah-istilah seperti Remise, Counter repaste redoublement bisa terjadi tanpa bahaya yang berlebihan (Jargon-Buster,  2007 : 5).
Karakter Sosial dari Latihan Olahraga Anggar
Karakter seorang atlet anggar perlu memiliki sifat sabar dalam bertanding. Pandai membaca karakter lawan dan juga mampu mengontrol diri dari serangan dan memvariasi serangan terhadap lawan. Selain itu, menurut Selberg (1975 : 12) menyebutkan beberapa hal yang sangat memandu kita bahwa anggar salah satu cabang yang dapat melatih karakter social adalah :
  1. Seragam bermain anggar harus lengkap tertutup
  2. Bagi wanita, dibentuk pelindung dada seaman mungkin sesuai dengan bentuk tubuh
  3. Kedua pemain sebelum dan sesudah bertanding harus saling menghormati untuk saling menjaga sportivitas
  4. Menghormati wasit yang telah memimpin pertandingan
  5. Menghormati penonton yang telah menyaksikan jalannya pertandingan.
Selain itu, permainan Anggar pada saat itu (zaman kerajaan)  merupakan bagian yang paling penting dari pendidikan setiap orang terhormat sebelum masuk Olympiade seperti kita lihat sekarang. Pertandingan Anggar memasuki acara sejak Olympiade pertama tahun 1896 dan pada tahun 1924 nomor puteri untuk pertama kalinya dipertandingkan (Massik,Michael, 2004 : 10).
R.T,Dewitt (1972 : 9) menyebutkanu ntuk membuat nilai (point) : pemain harus melakukan serangan yang tepat pada bidang sasaran yang telah ditentukan untuk tiap jenis senjata seperti yang tersebut di atas dan pada gambar. Namun demikian ada ketentuan hak bagi pemain yang menentukan serangannya yang berhasil yaitu :
1. Untuk Floret dan Sabel pemain yang lebih dahulu mengambil inisiatif untuk menyerang, dia yang berhak, tetapi bila seranggannya dapat ditangkis atau dihindarkan, maka haknya sebagai penyerang hilang dan lawannya yang mempunyai hak. Hal ini bila sampai terjadi keduanya membuat serangan yang tepat, pemain yang berhak itu yang mendapatkan nilai/point.
2. Untuk Degen : siapa saja yang lebih cepat menyerang atau menusuk dan tepat ke sasaran, maka dia yang mendapatkan point/nilai. Bila keduannya tepat, maka keduanya mendapat nilai.
Untuk menentukan pemenang pada permainan Anggar ialah :
1. Pemain yang mendapat point/angka 5 terlebih dahulu.
2. Pemain yang telah leading angkanya dan waktu yang ditentukan telah habis. Permainan Anggar ini dilaksanakan dengan waktu 5 menit dan angka yang harus dicapai 5. Maka bagi pemain seperti pada butir 2 tersebut dinyatakan menang. Angka yang didapat oleh pemain-pemain ditambah sampai yang menang mendapat angka 5.
KESIMPULAN
Karakter individu seseorang juga dapat mempengaruhi penampilan seseorang terhadap suatu aktivitas tertentu terutama cabang olahraga tertentu yang mempunyai banyak karakter yang berbeda – beda, baik dari segi peraturan, permainan, peraturan, sejarah, teknik, peralatan, dan lain sebagainya. Cabang olahraga anggar sendiri merupakan slah satu cabang olahraga seni beladiri klasik yang berkembang dari peradaban kehidupan zaman dahulu, terutama pada zaman kerajaan – kerajaan di eropa.
Karakter seorang atlet anggar perlu memiliki sifat sabar dalam bertanding. Pandai membaca karakter lawan dan juga mampu mengontrol diri dari serangan dan memvariasi serangan terhadap lawan. Selain itu, menurut Selberg (1975 : 12) menyebutkan beberapa hal yang sangat memandu kita bahwa anggar salah satu cabang yang dapat melatih karakter social adalah :
  1. Seragam bermain anggar harus lengkap tertutup
  2. Bagi wanita, dibentuk pelindung dada seaman mungkin sesuai dengan bentuk tubuh
  3. Kedua pemain sebelum dan sesudah bertanding harus saling menghormati untuk saling menjaga sportivitas
  4. Menghormati wasit yang telah memimpin pertandingan
  5. Menghormati penonton yang telah menyaksikan jalannya pertandingan.
Selain itu, permainan Anggar pada saat itu (zaman kerajaan)  merupakan bagian yang paling penting dari pendidikan setiap orang terhormat sebelum masuk Olympiade seperti kita lihat sekarang. Pertandingan Anggar memasuki acara sejak Olympiade pertama tahun 1896 dan pada tahun 1924 nomor puteri untuk pertama kalinya dipertandingkan (Massik,Michael, 2004 : 10).
DAFTAR PUSTAKA
-          Antara News. (2008). Presiden : Bentuk Karakter Bangsa Melalui Olahraga. http://www.antara.co.id/arc/2008/9/9/presiden–bentuk-karakter-bangsa-melalui-olahraga. 09/09/08 20:49
-          Arwan Pursidi. (2008). Kesabaran Jadi Kunci Sukses. http://www.suaramerdeka.co.htm. Senin, 28 Mei 2007
-          A. Selberg,Charles. (1976). Foil. USA; Addison Wesley Publishing Company,Inc
-          Harlins,Craig. (2005). What Sports and Martial Arts Comprise Fencing?.http://www.fencing.net
-          IKASI. (2008).Sejarah Berdirinya Anggar.  http://www.konidki.or.id/ikasi/PD-IKASI.htm. 2/11/08.
-          Jargon-Buster. (2007). Competitive Fencing Southern Region. http://www.fencing.Org.uk
-          Massik,Michael. (2004). Fencing Media Guide. Colorado; USFencingMedia@earthlink.net
-          Rouhawk. (2008). Anggar. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid1AA3LvuE. Selasa, 4 november 2008, pkl: 12.40
-          R.T,Dewitt, Dugan,Ken. (1972). Teaching Individual and Team Sport. New Jersey; Prentice-hall,Inc
-          Slemankab. (2008). http://www.slemankab.go.id/indexq.php?haletail_berita.php&id=16. 30/10/08.
-          Soemarno Soedarsono. (2008). Arti dan Peran Penting Karakter Hasrat untuk Berubah. http://www.pelita.or.id/baca.php?id=40180. 1/11/08.
-          Tandingpon. (2008). Anggar dari Etimologi Kata. http://tandingpon.com/index.php/sit. 31/10/08.
-          Tim Prima Pena. (2006). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya ; Gitamedia Press.
By : Faidillah Kurniawan (Pendidikan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negri Yogyakarta)

AddThis Social Bookmark Button

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips