PERKEMBANGAN MOTORIK  

Jumat, 04 Maret 2011


Perkembangan motorik
Motorik adalah semua gerakan tubuh, termasuk dalam pengertian motorik adalah gerak internal tidak teramati  yang berawal dari penangkapan stimulus oleh indra. Penyampaian stimulus tersebut oleh susunan syaraf sensorik ke bagian memori (otak), pembuatan keputusan dan penyampaian keputusan tersebut ke otot oleh  susunan syaraf motorik.
Kata motorik mengandung makna ”gerakan dengan otot” seolah – olah bersifat refleks atau dengan sedikit keterlibatan persepsi dan kognisi. Sebagaimana penjelasan Singer (1930;12) bahwa;’ … the real-life skills we learn ussually somewhat complexs and invole a high degree of cue detection, evaluation, and decision making’. Dengan demikian peformas gerak atau ketermapilan (movement) merupakan wujud dari keseluruhan tindakan yang melibatkan aspek-aspek pskiomotor, kognitif, dan afektif. Sebagai contoh performas yang tinggi dalam permainan tenis merupakan cerminan dari gerakan-gerakan yang terpadu secara efektif (psikomotor), penggunaan strategi, taktik, dan pengetahuan tentang peraturan-peraturan (kognitif), serta sikap yang memadai, perasaan bertanding serta motivasi yang tinggi (afektif).
Perkembangan motorik merupakan aspek prilaku motorik dan kontrol motorik yang terkait dengan perubahan perfoma motorik sepanjang rentang kehidupan. Perkembang motorik meliputi ; pertma perkembangan kemampuan gerakan yang esensial dan kedua  pengusaan keterampilan gerakan. Dan hal tersebut merupakan suatu proses yang sejalan dengan pertambahan usia dimana secara bertahap dan berkisinambungan gerakan individu meningkat dari sederhana ke yang kompleks, dari yang tidak terogranisir menjadi terogranisir dengan baik, dan pada akhirnya kearah penyesuaian terjadinya proses menua.
Perkembangan motorik diartikan pula sebagai perkanbagan dari unsur-unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh yang terkait erat dengan perkmbangan pusat motorik otak. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot. Karena itu maka setiap gerakan sesederhana apapun merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sisitem dalam tubuh yang dikontol oleh otak.
Otak merupakan organ tubuh yang terpenting bagi kelangsungan hidup manusia, karena merupakan bagian susunan syaraf pusat yang berfungsi mengatur dan mengendalikan seluruh aktifitas fisik dan mental. Secara simultan otak terus memantau informasi yang diterimanya. Bersamaan dengan itu otak bersama jaringan syaraf membentuk sistem syaraf pusat yang meliputi lima pusat kontrol yang akan mendikte setiap gerakan. Dari kelima kontrol tersebut cerbal cortex merupakan pusat kontrol yang paling berkembang. Lapisan terluar dari sel syaraf ini mencakup sebagian besar otak yaitu cerebrum. Didalam celebal akan dipilih dan respon otot terhadap “ perintah “ otak dianalisis. Dibawah cerebrum terdapat basal gangglia, yang mana menyebabkan seseorang bergerak tanpa direncanakan terlebih dahulu, seperti mengayunkan tangan saat berjalan. Dibelakang basal gangglia terdapt pusat kontrol yang lain yaitu cerebellum, adalah bagian yang mengaturpergerakan seluruh tuubuh dan gerakan koordinasi gerakan tubuh. Pusat control keempat adala batang otak, yang menghubungkan otak dengan jaringan syaraf. Pusat kotrol merupakan bagian yang paling bertanggungjawab dalam menyeleksi informasi dan membiarkan otak bereaksi sejauh benar-benar diperlukan. Pusat kontrol kelima adalah jaringan syaraf yang merupakan jalur transmisi bagi pesan-pesan yang datang menuju otak dan otot.
Perkembangan motorik adalah proses perubahan perilaku motorik yang melibatkan interaksi antara kematangan dan lingkungan. Gerakan dapat terjadi dari proses yang melibatkan aspek kognitif yang paling tinggi dalam pusat otak (cortex motorik), dari kegiatan refleks dalam pusat otak yang lebih rendahatau dari sistem syaraf pusat. Perkembangan motorik merupakan proses hayat, meliputi seluruh perubahan dan penguasaan fisikal, penetapan atau pengurangan keterampilan motorik. Perkembangan motorik dapat dikategorikan dalam perkembangan kemampuan fiskal dan perkembangan kemapuan.
Kemampuan fisikal dan kemampuan performa motorik adalah dua istilah yang sering digunakan dalam kesehatan, kebugaran (kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan aerob, fleksibelitas, dan komposisi tubuh), dan kemampuan gerakan (kecepatan gerakan, fleksibelitas, agalitas, koordinasi, keseimbangan dan power) bersama-sama. Kemampuan fisikal berhubungan dengan kapasitas untuk menyelesaikan tugas-tugas gerak. Kemampuan gerakan merupakan istilah yang komperhenship yang digunakan untuk mengelompokan ke tiga gerakan secara bersama-sama (lokomoto, manipulatif, stabilitas).
A.       Prinsip-prinsip perkembangan motorik
Proses perkembangan individu yang berlangsung sejak masa bayi hingga mencapai kematangan merupakan proses yang kompleks, mengikuti, dan dikenadalikan oleh hukm-hukum alamiah. Penampilan karakteristik-karakteristik khusus pada tingkat usia tertentu mengacu kepada prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut :
1.   Perkembangan melibatkan perubahan-perubahan baik secra kualitatif maupun kuantitatif dan terjadinya secra alamiah. Perkembangan melibatkan perubahan-perubahan dalam ukuran, proposi dan struktur. Tujuan perubahan adalah untuk mencapai kemampuan genetik.
2.   Perkembangan mengikuti pola yang berurutan, berkesinambunagn, dan dapat diprediksi. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil dari fase terdahulu dan setiap fase perubahan merupakan pra-syarat bagi perkembangan berikutnya.
3.   Pola perkembangan motorik selalau mengikuti hukum arah perkembangan yaitu hukum cephalocaudal dan proksimodistal. Menurut hukum cephalocaudal perkembangan menyebar keseluruh tubuh dari kepala hingga kaki, maksudnya kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan akhirnya dibagian kaki. Sedangkan menurut hukum proksimodistal perkembangan merupakan berkembang bergerak dari yang dekat ke yang jauh keluar sumbu pusat tubuh menuju ke ujung-ujungnya. Sebagai contoh terlihat pada perkembangan janin yang diawali dengan perkembangan kepala kemudian badan dan secara bertahap lenagan memanjang dan berkembang menjadi tangan dan jari-jari.
4.   Kecepatan perkembangan berbagai bagian tubuh berbeda-beda. Walaupun perkembangan berbagai karakteristik fisikal berlangsung secara berkesinambungan, kecepatan dan lamanya perkembangan berbagai bagian tubuh samapai tingkat kematangan berbeda-beda. Contoh otak mencapai perkembangan yang maksimal kurang lebih pada usia 6 hingga 8 tahun, sedangkan kaki dan tangan mencapai perkembangan maksimal pada usia remaja.
5.   Perkembangan berlangsung dari respon umum ke yang khusus. Dalam hal respon motorik, kegiatan umumselalu mendahului kegiatan khusus. Hal ini terlihat pada bayi yang menggerakan tanganya secara umum sebelum mereka memberikan respon khusus seperti menjangkau benda yang diletakan didepannya. Dalam pembelajaran ketermapilan motorik yang baru mula-mula individu berupaya secara umum atau merespon dengan keseluruhan tubuh yang tidak diharapakan untuk performans ketermapilan itu. Melalui latihan individu belajar untuk menurunkan atau mengelemenasi respon-respon yang umum ditingkatkan menjadi respon khusus.
6.   Kecepatan perkembangan dipengaruh oleh perbedaan-perbedaan individu. Setiap orang berbeda baik secara biologi maupun genetik. Perbedaan ini disebabkan oleh kondisi internal dan eksternal. Sebagai contoh, perkembangan fisik dan perkembangan motorik sebagaian bergantung pada potensi keturunan dan sebagian lagi pada faktor-faktor lingkungan  seperti gizi, derajat kesehatan, iklim, kondisi emosional dan aktifitas fisik. Semua anak normal berkembang melalui tahapan umum perkembangan lebih dahulu dan tidak terjadi pada usia yang sama. Mereka tumbuh dan berkembang menurut kecepatannya masing-masing. Faktor-faktor pengalaman anak seperti belajar, latihan, kesempatan, motivasi dan interest serta faktor-faktor lingkungan (gizi, makanan, kurangberlatih, cedera atau penyakit), dapat mempercepat atau mengahambat perkembangan motorik anak atau kapabilitas performanya. Bagaimanapun juga perkembangan harus menunggu hingga terjadinya kematangan sebagai persyaratanya. Anak mengalami gangguan pada norma-norma perkembangan tak akan menunjukkan kemajuan, jika gangguan itu akbiat pengaruh lingkungan, maka pengaruh itu dapat dihiloangkan agar anak dapat melengkapinya saat muncul. Naum bila anak mengalami kehilangan kematangan diawal dalam perkembangan maka kehilangan itu tak dapat dikejar.
7.   Terdapat hubungan yang erat antara struktur pertumbuhan organisme dan pola perilaku yang mengiringinya. Sebagai contoh secara tidak langsung terjalin hubungan yang kompleks anatar sifat-sifat syarat berbicara dengan system otot yang mengaturnya, sehubungan dengan peningkatan kematangan berbicara.secra fungsional dalam proses seperti ini berakhir meningkatkan secara progresif dalam bentuk-bentuk perilaku yang lebih maju.
8.   Menacau pada prinsip asimetris menurut Gessel (19……;…) bahwa bayi mengenal dunia sekitarnya melalui suatu bidang frontal dan simetris yang dapat menjadi sempurna. Bayi mampu menggunakan kedua tangannya dengan sama baik dan sama tangkasnya. Namun dalam perkembangan selanjutnya perbedaan yang absolute dalam keterampilan sebagai suatu kebiasaan untuk mendapatkan orientasi psikomotor.
9.   Menunjukan suatu fakta bahwa organisme yang matang tidak selamanya berlangsung dalam suatu garis lurus, adakalanya dalam suatu kondisi pertumbuhan atau perkembangaan yang tidak setabil dimana terlihat hasilnya dalam fluktuasi yang progresif.


B.       Perkembangan Awal Masa kanak-kanak
Perkembangan ini dimulai dari tahun ke empat hingga tahun ketujuh. Pada periode ini anak melakukan bermacam-macam gerakan dasar dengan sempurna seperti berlari, melompat, melempar dan sebagainya. Mereka memiliki kemapuan untuk menggabungkan gerakan-gerakan tersebut ke dalam suatu tindakan motorik yang bermakna. Mendakti akhir periode ini yaitu dari lima hingga tujuh tahun anak mengalami fase perubahan bentuk (Enlebach, Ihlefed, Zehner: 1973), anak menjadi lebih tinggi dan kurus. Kegemukan berkurang juga menalami perubahan tubuh seperti hubungan anthroprometrik anata kepala, tubuh, dan perubahan-perubahan pada tungkai dan lengan.
Pada akhir periode ini otak hampir mencapai ukuran orang dewasa dan bersamaan dengan itu pula sistem persyaratan serta berbagai indra yang terlibat dalam pengendalian dan pengaturan gerakan perkembangan pesat. (Hitz, 1976) sistem persyaratan mungkin merupakan sistem pertama yang mencapai kematangan sempurna pada awal masa kanak-kanak, karena itu Israel, (1976) menganjurkan agar dalam periode ini mulai ditekankan pada latihan-latihan kemampuan motorik yang sebagian besar bergantung kepada sistem persyaratan tersebut.
a.       Karakteristik Tingkah Laku Anak-Anak
1.        Anak memperlihat suatu keinginan yang sangat kuat terhadap berbagai aktivitas dan gerakan-gerakan fisik.
2.        Aktivitas anak yang lebih banyak adalah bermain mereka lebih menyukai melakukan aktivitas bermain peran. Pada periode ini umunya anak-anak melakukan aktivitas permainan yang melibatkan keseimbangan atau menggerakan tubuh menurut irama atau musik.
3.        Kemampuan persepsi dan keonsentrasi berkembang pesat. Persepsi biasanya bersifat subjektif dan persepsi mengenai ruang (space) lebih baik daripada persepsi tentang waktu (time) dan tenaga (force), dan sebagiannya. Kemampuan konsentrasi relatif bersifat relatif bersifat stabil. Anak dapat berkonsentarasi pada suatu gtugas yang memerlukan minat dalam waktu yang lebih lama namun pemikirannya masih dapat berubah.
4.        Daya ingat menjadi lebih baik. Dengan mudah mereka dapat mengingat hal-hal yang telah lampau. Mereka juga mampu mengingat dengan seksema kejadian-kejadian dan aktivitas-aktivitas yang telah lampau.
5.        Kemapuan berfikir juga berkembang baik namun masih terbatas (berfikir abstark masih terbatas). Mereka mampu menggeneralisasikan dan memperdebatkan sesuatu hal menurut caranya sendiri.
6.        Terdapat perbaikan secara mencolok dalam kemampuan berbahasa. Kosa kata berkembanag dengan cepat, merekabelajar memformulasikan kalimat dan mampu memahami pembicaraan orang dewasa secara umum, juga dalam suatu keadaan untuk menyampaikan pikiranya secara memuaskan dalam bentuk bahasa.
7.        Rasa ingin tahu anak pada usia ini makin berkembang. Rasa ingin tahunya terbatas untuk mengetahui penyebab langsung dari hal-hal yang terjadai di sekitarnya dan tidak memperlihatkan keinginan mengetahui lebih mendalam terhadap penyebab-penyebabnya.
8.        Anak sangat emosional dan tak mampu mengendalikan emosinya. Emosi yang kuat diekspresikan langsung dalam gerakan-gerakan motorik. Selain itu, suatu keadaan emosional tidak berlangsung lama dan anak dengan cepat lupa akan kesedihan-kesedihan serta kegembiraan yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari.
9.        Perilaku anak ditandai oelh suatu tingkat fantasi atau imajinasi yang tinggi. Dia menyukai kegiatan-kegiatan menurutkan kehendaknya dimata dia dapat melatih imajinasinya. Dia senang mendengarkan cerita-cerita horor, dongen, cerita-cerita yang berhubungan dengan ketuhanan.
10.    Anak juga memperlihatkan kemampuan yang kuat untuk mandiri. Dia ingin mengerjakan bermacam-macam tugas sendiri dan dia marah apabila dibantu oleh orang tua atau orang dewasa. Keinginan untuk mandiri meluas menjadi aktivitas yang biasa dan rutin.
11.    Anak juga memiliki sifat bersaing dan memperurtkan hatinya bersaing dengan lawan yang sebaya. Kerjasama social yang berkembang agak lamban, tetapi mereka mempunyai keinginan yang keras untuk bermain bersama mereka dengan teman seusianya.
b.      Perkembangan motorik diawal masa kanak-kanak
Perkembangan motorik kelompk akhir periode usia ini mecapai suatu puncak yang memuaskan, sehingga latihan yang sistematis untuk cabang-cabang olahraga seperti renang, menyelam, dan senam sudah dapat dimulai. Anak menyempurnakan gerakan – gerakan dasar seperti berlari, melompat, melempar, berguling, bergantung, memanjat, mendorong dsb, dan juga mampu melakukan gerakan-gerakan tersebut dibawah perubahan dan kodisi-kondisi sulit. Disamping itu untuk pertama kalinya dalam kehidupannya anak memperoleh kemampuan menggabungkan gerakan-gerakan dasar ini.
c.      Kemampuan-kemampuan kondisional
Pada periode ini terjadi perbaikan yang pesat pada kemampuan kekuatan, kecepatan, dan daya tahan. Beberapa kemampuan kecepatan seperti kecepatan gerakan, kemampuan reaksi, dan frekuensi gerakan memperlihatkan perkembangan yang pesat.
d.      Kemampuan koordinasi
Bermacam-macam kemampuan berkoordinasi rata-rata menunjukan perkembangan yang pesat. Yang dimaksud didalamnya yaitu kemampuan keseimbangan adalah kemampuan memepertahankan keseimbangan tubuh di bawah kondisi statis atau dinamis. Kemampuan remitik adalah kemampuan untuk merasakan irama suatu gerakan dan untuk melakukan gerakan dengan irama yang dikehendakinya. Orientasi adalah kemampuan untuk menentukan posisi tubuh dan bagian-bagian tubuh menurut ruang dan waktu dalam berolahraga atau melakukan suatu aktivitas. Kemampuan Coupling adalah kemampuan untuk menggabungkan gerakan-gerakan berbagai bagian tubuh secara berarti untuk melakukan gerakan-gerakan suatu cabang olahraga dengan berhasil.
e.      Implikasi dalam latihan
1.        Pada akhir periode usia, anak-anak dapat memulai diberikan latihan secara sistematis pada cabang olahraga tertentu.
2.        Penekanan khusus dalam latihan dititikberatkan pada perkembangan berbagai kemampuan koordinasi, fleksibelitas, frekuensi gerakan dan kecepatan gerakan.
3.        Gerakan-gerakan yang sederhana berserta kombinasi gerakan dan perubahanya dalam kondisi yang sulit harus dilatih, agar mengkombinasikan gerakan-gerakan yang sederahana tersebut.
4.        Dalam latihan hendaknya digunakan aktivitas dan gerakan-gerakan yang memerlukan keseimbangan dan berirama, karena disukai oleh anak-anak pada usia ini.
5.        Latihan hendaknya diformulasikan dalam bentuk permainan dan dibuat semenarik mungkin serta menyangkut banyak gerakan.
6.        Koreksi gerakan-gerakan hendaknya tidak terlalu banyak dan hanya pada gerakan-gerakan yang dianggap perlu.
7.        Tujuan latihan hendaknya lebih kepada perkembangan anak secara menyeluruh (performans maupun kepribadianya)
C.       Periode Pertengahan Kanak-Kanak
Periode ini dimulai dari umur 7 – 10 tahun, pada masa ini anak sudah mulai bersekolah. Bersamaan dengan aktivitas bermain yang dominant, aktivitas belajar juga mulai. Perkembangan kemampuan belajar motorik yang cepat, karakteristiknya adalah :
1.      Anak sangat aktif, memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan berbagai aktivitas dan gerakan-gerakan fisikal.
2.      Persepsi mereka lebih maju karena adanya kematangan pada alat inderanya dan akumulasi pengalaman untuk menafsirkan dengan benar perasaan-perasaan yang dialaminya. Kemampuan berinteraksi pada suatu aspek tertentu berkembang baik, tetapi belum dapat bertahan dalam waktu yang lama. Anak memerlukan perubahan.
3.      Kemampuan untuk mangamati suatu tindakan atau aktivitas secara system dan dari aspek-aspek penting yang berbeda belum berkembang hingga taraf yang memuaskan.
4.      Ingatan anak berkembang lebih dan kini dia mampu mengimgat bermacam-macam hal secara terus-menerus dengan baik. Belajar pada periode ini kebanyakan berlangsung secara mencoba-coba (trial and eror) namun hasilnya sama dengan taraf belajar dengan pemahaman.
5.      Kemampuan berpikir anak berkembang cepat, anak mampu menggrealisasikan, manganalisa, dan mengeritik serta berpikir sebagaimana mestinya mengatasi suatu masalah secara logis.
6.      Terdapat kemajuan yang pesat dalam berbahasa. Pembendaharaan kata yang dimilikinya cukup untuk memahami hamper semua kata atau kalimat yang ia dengar dari orang dewasa. Anak juga dapat melukiskan kejadian-kejadian verbal secara memuaskan.
7.      Anak mencapai lebih banyak pengendalian diri (self-control). Anak belajar mengendalikan dan mengepresikan emosi dan perasaanya sampai pada batas tertentu. Emosinya semakin stabil dan anak lebih optimis.
8.      Anak berkembang agak stabil dan tertarik pada hal-hal tertentu, misalnya olahraga tertentu.
9.      Anak belajar mengintegrasikan perilakunya dengan teman-teman seusianya dan anggota masyarakat lainnya. Anak memiliki keinginan yang kuat untuk bergabung dengan suatu kelompok seusianya dan yang memiliki minat yang sama.
a.       Perkembangan Motorik pada pertengahan masa kanak-kanak
Perilaku motorik pada periode ini ditandai dengan suatu perkembangan kemampuan belajar motorik yang cepat, mobilitas yang tinggi, dan kebutuhan aktivitas fisik yang tinggi, selain itu ditandai juga oleh dorongan yang kuat untuk bersaing dengan kawan-kawan sebayanya dan terjadi persaingan performa yang telah dicapinya. Anak menyempurnakan variasi-variasi gerakan yang telah dipelajarinya, yaitu gerakan yang sampai kini dapat dilakukannya dengan berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Kualitas dan kombinasi gerakan-gerakan diperbaiki dengan cepat, yaitu rangakian gerakan, arus gerakan, ketepatan dan konstanta gerakan.
b.      Kemampuan-kemampuan kondisional
Pada periode ini , kemampuan berkembang mantap tetapi dengan kecepatan yang sedang. Kekuatan lengan dan perut kurang berkembang dibandingkan dengan kekuatan tungkai. Vilkner(1981) menjelaskan bahwa “Pada usia ini kemamupuan kecepatan berkembang pesat terutama kemampuan reaksi dan frekuensi gerakan”. Semua kondisi badan meningkat dan berkembang dengan baik tapi dengan kecepatan yang sedang. Pada periode ini, walaupun daya tahan besar ( daya tahan umum ) berkembang dengan pesat namun daya tahan kecepatan (kapasitas anaerob)sangat ketinggalan.
c.      Kemampuan koordinasi
Pada periode ini kemampuan belajar motorik maju pesat karena :
1.      Adanya perbaikan dalam proposi tubuh (dicapai setelah perubahan bentuk yang pertama).
2.      Adanya konsentarsi, persepsi, kemampuan berpikir dan analisa yang lebih baik.
3.      Lebih kaya dengan pengalaman-pengalaman gerakan.
4.      Adanya perkembangan system persyarafan dan berbagai indra yang berhubungan dengan motoik yang hamper sempurna.
Menurut Ludwig dan Hirtz (1981), kemampuan belajar motorik maju pesat adalah juga suatu ekspersi daripada berbagai level kemampuan koordinasi yang lebih tinggi juga menunjukan suatu peningkatan perkembangan yang lebih tinggi pada kelompok usia ini. Fleksibelitas lambat, bahkan menurun. Felksibelitas bahu berkembang baik. Oleh karena itu maka pengembangan dan mepeliharaan fleksibelitas harus ditingkatkan, terutama pada cabang-cabang olahraga. Anak-anak permepuan pada umumnya memperlihatkan tingkat lemparan yang kurang baik secara kuantitatif, maupun kualitatif. Oleh karena itu bagi anak-anak permpuan gerakan melempar harus dilatih secara khusus. Demikian pula kemampuan menangkap, bila tidak dilatih tak akan mengalami banyak kemajuan.
d.      Implikasinya dalam latihan
1.   Pada kebanyakan cabang olahraga latihan secara sistemati sudah dapat dimulai pada akhir pertengahan masa kanak-kanak. Menagajarkan teknik dasar cabang olahraga tertentu.
2.   Tujuan utama daripada latihan harus diarahkan kepada perkembangan kemampuan kecepatan  (kemampuan reaksi, kecepatan gerakan, dan frekuensi gerakan), kemampuan koordinasi dan belajar gerakan-gerakan dasar berbagai cabang olahraga.
3.   Harus menjaga felksibelitas dan mengembangkan lebih jauh fleksibelitas pangguul, bahu, dan badan.
4.   Tekanan latihan harus dititk beratkan kepada perkembangan menyeluruh daripada kekuatan tubuh, terutama badan dan tungkai serta lengan.
5.   Kemampuan daya tahan walaupun dapat dilatih pada periode pertengahan kanak-kanak janganlah dikembangkan dengan mengorbankan factor-faktor prestasi lainnya sehingga tidak dapat dilatih hingga mencapai optimal dalam kehidupannya.
6.   Memberikan kesempatan kepada anak terhadap aktivitas fisik untuk disalurkan dan fasilitas yang baik dalam latihan dan pertandingan harus diberikan.
7.   Latihan maupun metode-metode harus bervariasi. Latihan hendaknya bersifat umum dan alami dan dtekankan pada aspek perkembangan multi aspek.
8.   Dilakukan peningkatan koreksi gerakan baik secara verbal maupun dalam bentuk nyata.
9.   Aktivitas kelas harus lebih vormal, berdisiplin dan memeperhatikan tata karma.
D.      Periode Akhir Masa Kanak-kanak
Periode ini dimulai pada usia 11 tahun dan berakhir hingga awal proses kematangan seksual mulai satu hingga dua tahun lebih awal. Diperiode ini anak permepuan lebih pendek jaraknya diabandingkan dengan pada anak laki-laki. Itu sebabnya anak perempuan dan anak laki-laki pada usia yang sama bias mempunyai akhir masa kanak-kanak yang lebihpendek atau lebih panjang.
Pertumbuhan dan perkembangan pada periode ini cenderung merupakan suatu kelanjutan daripada periode sebelumnya. Perkembangan social dan psikologi berlengsung lebih lama tanpa adanya perubahan yang berarti, meskipun ada kemajuan dan perbaikan dari kemampuan-kemampuan lebih jauh.
Fungsi kognitif (persepsi, berfikir, mengingat, dll) berkembang lebih jauh. Anak cenderung menjadi realistis dan kritis dalam beritindak terhadap kehidupan dan sesuatu hal. Emosinya jadi lebih stabil, self control emosinya semakin baik lebih percaya diri, dan sadar akan dirinya. Anak memiliki dorongan yang kuat untuk gerakan-gerakan fisikal, tetapi kini segala aktivitasnya lebih bermakna  dan bertujuan.
Sosialisasi anak mengalami kemajuan dan dapat berinteraksi lebih baik dengan para seniornya, teman-teman sebaya, dan para junior. Hubungan social dan persahabtan danak berkembang stabil dan dapat berlangsung selama bertahun-tahun.
Anak semakin berani, imajinatif, giat, banyak akal dan berani mengambil resiko. Ini adalah kenyataan yang khusus pada diri anak laki-laki yang kelihatan sangat menaruh minat terhadapaorang-orang yang sangat berani dalam kehidupan. Bahkan dia mencoba meniru perilaku orang-orang dalam khayalan yang dibacanya dalam sebuah majalah, seperti tarzan, supermen, robinson, dsb.
a.       Perkembangan motorik pada periode akhir masa kanak-kanak
Ini merupakan periode dimana anak mempunyai kemampuan belajar motorik yang paling baik. Anak dapat menguasai gerakan-gerakan yang sangat sulit dan dengan sedikit latihan gerakan-gerakan yang sangat sederhana dan teknik (dalam bentuk yang kasar) tanpa mengalami banyak kesulitan dan dengan sedikit latihan atau kadang-kadang bahakan tanpa latihan.
Perbedaan jenis kelamin pada periode usia ini menjadi sangat berarti. Anak-anak yang kemampuan motoriknya jauh lebih unggul daripada mereka yang kurang memiliki kemampuan, contoh ketika melakukan set-up, anak yang kemampuan fisiknya kuat maka dia akan lebih unggul daripada anak-anak yang fisiknya lemah. Perbedaan-perbedaan ini adalah dalam hal kualitas dan kuantitas gerakan dan juga dalam kemampuan kondisional serta kemampuan koordinasi.
b.      Kemampuan kondisional pada periode akhir masa kanak-kanak.
Pada periode ini kemampuan kekuatan berkembang sangat pesat, baik kekuatan maksimal maupun kekuatan-kekuatan eksplosif. Daya tahan kekuatan juga berkambang dengan pesat namun dengan adanya perberdaan individual antara anak perempuan dan anak laki-laki maka perbedaan ini jauh lebih banyak dalam kekeuatan maksimal dan kekuatan eksplosif. Perbaikan daya tahan tetap berlangsung namun agak lambat. Kemampuan kecepatan juga menunjukan terjadinya perbaikan yang berlangsung secara terus menerus. Kecepatan gerakan dan frekuensi gerakan jauh berkembang, tetapi tingkat kemajuan agak lambat dan cederung menurun.


c.      Kemampuan koordinasi pada periode akhir masa kanak-kanak.
Kemampuan koordinasi pada periode ini maencapi taraf yang agak baik dan memungkinan anak mencapai kemampuan belajar motorik yang amat baik. Kemampuan irama, kemampuan orientasi, kemampuan keseimbangan, kemampuan menggabungkan (coupling ability), dll berkembang hingga mencapai masa dewasa. Jika dilakukan latihan yang layak akan berkembang lebih baik hingga mencapai maksimal.
Gerakan berlari, melompat, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif rata-rata berkembang lebih cepat dibandingkan periode sebelumnya. Gerakan melempar juga menunjukan tingkat perkembangan yang sama pada anak laki-laki. Sedangkan pada anak-anak permpuan gerakan melempar bila dilatih tidak akan mabnyak kemajuan.
d.      Implikasi dalam latihan
1.       Periode ini merupakan kemampuan belajar motorik yang paling baik pada anak-anak untuk mencapai prestasi maksimal.
2.       Pada periode ini identifikasi anak-anak berbakat harus dilakukan secara ekstensif dan diarahkan kepada bakat yang mereka miliki.
3.       Semua anak harus diberikan latihan yang sama tetapi dalam penyelesaiannya harus disesuaikan dengan kemampuan setiap individu.
4.       Anak harus dilatih dan menikuti pertandingan dalam cabang olahraga tertentu untuk melatih mental.
5.       Latihan hendaknya bersifat umu yang mengarah kepada perkembangan menyeluruh pada anak-anak.
6.       Semua kemampuan kondisional harus dikembangkan melaui latihan-latihan umu, terutama kemampuan kecepatan, kekuatan badan secara menyeluruh, dan daya tahan dasar (umum).
7.       Tekanan maksimal harus diberikan kepada perkembangan berbagai kemampuan koordinasi dengan cara memebuat anak belajar bermacam-macam gerakan yang berbeda, sulit dan dalam kondisi yang berubah-ubah.
Pengorganisasian latihan harus lebih bersifat formal. Penggunaan bahasa dalam mengajar atau melatih perlu ditingkatkan akan tetapi bahasa yang digunakan harus mudah dimengerti oleh anak.
E.       Periode/Masa Pubertas
Periode ini dimulai dengan berawalannya proses kematangan seksual dan berkahir dengan mulainya mensturuasi pertama pada anak permpuan dan munculnya kematangan sperma pada anak laki-laki. Umumnya, pada amal permpuan periode / masa pubersitas dimulai pada uisa 12 hingga 13 tahun dan berakhir dua tahun kemudian, bahkan pada jenis kelamin yang sama, kematangan seksual menunjukan perbedaan yang berarti berhubungan dengan waktu mulai dan berakhir.
Pada periode ini terjadi peningkatan tinggi dan berat badan secara cepat dan juga perubahan yang sangat cepat dalam proposi tubuh. Karakteristis perubahan jenis kelamin skunder tampak dalam suatu urutan tertentu.
Anak-anak yang lebih awal mulai dalam proses ini lebih menguntungkan dalam prsetasi olahraga dibandingkan dengan mereka yang lambat mulai dalam proses ini. Kadang-kadang kapasitas performa ini salah ditafsirkan menajdi suatu penampilan bakat yang baik. Tetapi anak-anak seperti ini setelah beberapa tahun kemudian akan disusul atau diungguli oelh anak-anak yang lebih lambat mulai dalam proses tersebut. Agar bakat anak dapat diidentifikasikan dengan benar dalam periode ini, maka pelatih harus mampu mengetahui pada tahap proses kematangan seksual anak itu berada.
Metode yang paling cocok untuk menentukan tingkat tingakt kematangan seksual adalah melalui pengamatan terhadap karakteristik tingkat kelamin sekundr, yang selalu tampak dalam suatu urutan yang tetap.

Perilaku anak pada masa pubersitas adalah :
1.        Anak menunjukan sikap yang malas, mereka cenderung menghindar dari aktivitas fisik yang tidak menarik.
2.        Anak bersifat pemalu dan tidak mementingkan diri-sendiri. Anak menjadi lebih sadar akan penampilannya; terjadi perubahan pada dirinya, dan statusnya dalam keluarga, teman, dan masyarakat umum.
3.        Adanya keinginan untuk berdiri sendiri dengan kemampuan yang dimiliki dan diikuti oleh kesadaran akan kemampuan yang dimilki oleh dirinya sendiri.
4.        Anak lebih labil dan pemurung, dikarenakan pada diri anak tersebut memiliki kemauan yang tinggi dari masyarakat dan keluarga. Akibatnya anak sering mengakami frustasi, jika itu terjadi maka anak akan cenderung mengisolasikan diri dari masyarakat.
5.        Kesadaran anak tentang perbedaan jenis kelamin dan terhadap lawan jenisnya meningkat. Anak ingin memahami ha tersebut tetapi sering dilarang oleh orang yang lebih tua.
6.        Anak memperlihatkan suatu tendensinya berangan-angan atau melamun dan memuja pahlawan/idolanya dan berpelikau kuat untuk meniru apa yang dilakukan oleh pahlawannya.
7.        Anak mengenal akan dirinya dengan seks yang dimilikinya. Anak-anak sering memiliki keinginan yang sama untuk mencapai kedewaasaan sebagai seorang laki-laki dewasa untuk anak laki-laki, dan menjadi wanita dewasa untuk anak perempuan.
8.        Anak menunjukan mental yang meningkat dengan pesat, karena mampu mengemukakan pendapat, alasan, rasionalisasi bermacam-macam hal dalam kehidupannya dengan cara-cara sebagaimana orang dewasa.
9.        Minat mereka berkembang stabil dan dapat berlangsung sepanjang kehidupannya.
10.    Sifat social anak menjadi lebih individualistis, namun tetap mempertahankan keinginan untuk tetap berada dalam kelompok anak-anak seusianya. Dia tak mau bergaul dengan anggota lawan jenisnya, dan tak memperlihatkan norma-norma yang ada dimasayarakat.
a.    Perkembangan Motorik.
Perubahan dalam perkembangan motorik meliputi perkembangan yang bersifat morfologi, fisiologi, dan psikologi, perkembangan yang terjadi disertai oleh proses kematangan seksual. Perkembangan motorik diperiode ini ditandai dengan penyusunan kembali kemampuan motorik (restrukturisasi).
Pada periode ini kemampuan motorik anak yang semula menunjukan peningkatan yang seginifikan kini makin menurun dan dilain pihak anak yang semula perkembangan motoriknya lambat di periode sebelum ini maka akan mengalami kemajuan yang sangat pesat/bertambah cepat. Kualitas gerakan yang mula-mula merosot karena adanya perkembangan morfologi yang cepat dan perangsangan pusat system persyarafan yang meningkat akibat perubahan horman. Tingkat kemorosat koordinasi motorik berbeda pada setiap anak yang telah melakukan latihan secara sistematis. Pada periode ini terdapat peningkatan secara individual dalam perilaku anak-anak selama latihan dan pertandingan.
b.    Kemampuan-kemapuan kondisional
Selama masa pubersitas kemampuan kekuatan rata-rata berkembangan lebih cepat, hal ini disebabkan adanya perubahan-perubahan hormone yang mengakibatkan peningkatan secara cepat pada masa otot dan pengaruh yang lebih baik akibat perubahan dalam proposi tubuh. Kekuatan eksplosif rata-rata berkembang lebih baik. Kekuatan relative (kekuatan maksimal dibagi kekuatan berat badan) berkembang kurang baik sebab berat badan meningkat dengan cepat. Kemampuan kekuatan pada anak laki-laki rata-rata meningkat lebih baik dibandingkatn pada anak-anak perempuan. Kemampuan kecepatan berkembang lebih lambat hingga mencapai akil baliq menjelang akhir periode pubersitas. Setelah masa pubersitas kemmpuan kecepatan mejandi berkurang. Di lain pihak kemampuan sprint (berlari cepat) rata-rata menunjukan perkembangan dikarenakan adanya kekuatan eksplosif tungaki berkembang cepat dank arena tungkai berkembang sangat cepat/memanjang.
Daya tahan berkembang lebih lamabat akan tetapi berlangsung terus. Alasanya mungkin disbebabkan karena adanya gangguan pada fungsi system cardiorespiratori akibat perubahan-perubahan hormonal dan perubahan yang bersifat vegetative.
c.    Kemampuan-kemampuan koordinasi.
Pada periode pubersitas tampaknya kurang menguntungkan untuk mempelajari gerakan-gerakan yang baru untuk kualitas motorik dan untuk perkmabang agalitas atau kemampuan koordinasi. Agalitas rata-rata menurun atau terjadi stagnasi.
Pada pubertas juga kurang menguntungakan bagi perkembang felksibilitas, hal ini disebabkan karena terjadi perngerasan dan kematangan pada persendian, ruang gerak berbagai persendian cenderung berkurang, terutama pada sendi bahu dan panggul. Dalam hal ini fleksibelitas anak-anak permpuan lebih baik daripada anak-anak laki-laki.
Pada pubertas terjadi peningkatan yang lebih baik pada penampilan di cabang lari, lompat, dan lemapr. Anak permpuan hampir mencapai kedewasaanya dalam gerakan-gerakan ini, pada akhir periode ini setelah mengalami kemajuan yang sangat lamabat. Pelatihan yang dilakukan pada masa pubertas ini bertujuan mengemabangakan psikologis dan motorik hendaknya dibedakan anatara ke dua jenis kelamin.
d.    Implikasi dalam latihan.
1.        Masa pubertas adalah suatu periode yang memungkinakan untuk mengembangakan kemampuan kekuatan. Kekuatan kecepatan yang dilakukan secara berkala untuk lebih meningkatkannya karena pada masa ini pertumbuhan tungkai sedang baik. Latihan daya tahan hanya akan melatih kemampuan jantung dan system peredaran darah.
2.        Selama masa pubertas latihan-latihan berbagai cabang olahraga harus lebih spesifik, kecuali untuk cabang olehraga senam, renag, dll, olahraga yang sesuai untuk berprestasi tinggi adalah lebih rendah, latihan harus bersifat umum.
3.        Pada anak-anak yang kurang dalam koordinasi motoriknya lebih baik jangan diajarkan gerakan-gerakan baru, lebih baik diajarkan teknik-teknik yang telah diajarkan untuk disempurnakan bersamaan dengan perkembangan kemampuan kondisi.
4.        Pada masa ini anak-anak harus dilatihan dengan demokratis, harus lebih hati-hati lagi dalam mengeritik anak, perlakukan anak sebagai orang dewasa bukan anak-anak.
5.        Perasaan anak pada usia ini biasanya mudah tergugah, implusif introvert (lebih memikirkan diri-sendiri dari pada orang lain), oleh karena itu pelatih harus sangat bersimpati dan memahami perilaku mereka. Pelatih harus membantu mengatasi permasalahan anak secara bersahabat.
6.        Disebabkan karena sifat mental yang berkembang sangat tinggi maka harus diaadakan peningaktan koreksi selama masa pubertas dalam penggunaan alat bantu dan instrument dalam melatih.
7.        Pelatiahan pada anak permpuan dan laki-laki hendaknya dilakukan ditempat dengan metode latihan yang berbeda pula.
F.        Masa adolesenin
Masa ini adalah masa kematangan seksual yang kedua. Berawal dari permulaan manarchy(pada anak permpuan) dan spremachy(pada anak laki-laki), dan berakhir setelah mencapai kemtangan fisik yang sempurna (orang dewasa). Anak permpuan mencapai kedewasaan pada usia 17 tahun sedangkan anak laki-laki mencapai kedewasaan pada usia 18 atau 19 tahun.
Masa adolesendi merupakan kelanjutan daripada periode pubersitas yang intensitas perubahan-perubahan morfologi, fisiologi, dan psikologis mencapai nilai maksimal pada masa akhir pubertas dan pada periode adolesensi perubahan ini menurun terus hingga terhenti sama sekali. Oleh karena itu masa pubertas ini ditandai dengan meningkatnya parameter morfologis, fisiologis, dan psikologis.
Karakteristik perilaku pada masa adolesensi adalah
1.        Kepribadianya semakin mantap dan permanent, yang berakibat dalam kristalisasi individualitas yang jelas dari setiap orang dewasa.
2.        Perbedaan seksual meningkat lebih jauh dan stabil yang akhirnya menemukan ekspresinya dalam minat, sikap, bakat kemampuan motorik, tingkah laku secara umum kelakuan/tatakrama dan cara berekspresi dalam berkomunikasi.
3.        Adolesensi  (remaja) semakin meningkat memperoleh dukungan social sebagai orang yang dewasa yang mengakibatkan perilaku menajdi lebih kalem dan mantap.
4.        Selalu terlibat dalam berbagai aktivitas-aktivitas social di dalam masyarakat sebagai seorang yang dewasa.
5.        Sangat menaruh minat terhadap lawan jenis dan dalam masyarakat di mana mereka berada mereka dapat bercampus baur dengan lawan jenisnya.
6.        Menyadari penampilan diri sendiri terutama pada saat berhadapan dengan lawan jenis. Hal ini lebih cenderung terjadi pada anak permpuan sebagai pelaku utama.
7.        Emosional anak remaja lebih stabil, dan dapat mengontrol emosi. Anak remaja apada umumnya memiliki rasa optimistis dan antusias yang sangat tinggi terhadap kehidupannya. Anak menjadi lebih realities menanggapi kehidupannya.
8.        Dalam kapasitas mental, pada akhir masa remaja (adolesensi) tidak banyak berbeda dengan orang dewasa, akan tetapi orang dewasa unggul dalam pengalaman yang dilakukan selama berberapa tahun lalu. Remaja mampu berpikir merasionalisasikan, berargumentasi, dll., persis dengan orang dewasa.
a.       Perkembangan motorik.
Perkembangan motorik ditandai oleh peningkatan stabilitas, perbedaan seksual dan individual dalam kemampuan motorik, gerakan, dan perilaku motorik. Remaja memperilhatkan suatu peningkatan kesiapan untuk berolahraga dan latihan. Sikap dan minta dalam cabang olahraga tertentu dan latihan yang dilakukan lebih stabil. Perbedaan seksual menjadi lebih jelas dalam berbedaan minat dan kesiapan untuk performa. Anak laki-laki menunjukan aktivitas yang dianggap jantan dan yang banyak menghendaki kekuatana, kecepatan, daya tahan dan keberanian. Sedangakan anak permpuan melakukan aktivitas yang kurang semangat dan menghendaki lebih banyak agalitas dan dexteritas ( kecelakaan) dan yang dipandang feminism.
Pada periode adolesensi ini ditandai oleh berkembang lebih jauh gerakan-gerakan yang lebih baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Koordinasi gerakan yang merosot pada masa pubertas mengalami perbaikan kembali. Kemampuan motorik menunjukan lagi suatu perkembangan yang maju. Kemajuan koordinasi mengakibatkan kemampuan belajar motorik yang lebih  baik di periode adolesensi ini. Kemampuan kodisional juga berkembang lebih cepat pada anak laki-laki, tetapi pada anak permpuan berkembang lebih lambat dab bahkan terjadi stagnasi. Hal ini disebabkan oleh factor-faktor social dan budaya yang cenderung mambatasi pasrtisipasi anak perempuan dalam olahraga dan latihan.
b.      Kemampuan-kemampuan kodisonal
Kemampuan kekuatan terutama kekuatan maksimal dan kekuatan eksplosif rata-rata berkembang cepat pada anak laki-laki. Kekuatan daya tahan kurang berkembang dengan alasan mungkin daya tahan kekuatan lebih banyak tergantung pada latihan yang diberikan. Kemampuan perkembangan pada anak perempuan berkembang dengan lambat, dan stelah usia 15 tahun tidak menunjukan kemsjuan yang berarti.
Tingkat kemampuan dan kecepatan selama masa adolesensi sangat lamaban dan setelah usia 15 atau 16 tahun tidak terjadi kemajuan lebih jauh. Tetapi prestasi kemajuan pada kecepatan nomor lari jarak pendek dan aktivitas yang bergantung kepada kekuatan ekslposif maju pesat karena adanya peningkatan panjang lenagan dan tungkai. Kemampuan daya tahan yang mengalami kemunduran pada masa pubertas berkembang lagi dengan baik. Catatan pada masa pubertas kemajuan kapasitas aerobic dan an aerobic maju pesat.
c.      Implikasi dalam latihan
1.        Para remaja didalam latihan harus diperlakukan sebagai orang dewasa, semua metode latihan yang diberikan harus dekat dengan olahraga kedewasaan.
2.        Pelatih harus mengambil sikap yang demokrasi pada setiap anak pada masa adoleseni (remaja), memperlakukan mereka sebagai perilaku yang dewasa dan bertanggug jawab.
3.        Remaja wanita secara berangsur-angsur menarik diri dari kegiatan berolahraga dan latihan yang disebabkan oleh factor cultur dan factor social.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik
Proses perkembangan motorik dipengaruhi oleh sejumlah faktor biologis dan lingkungan baik secara terpisah maupun bersama – sama.
Individu merupakan hasil dari interaksi antara kedua faktor  ini. Baik proses maupun antara produk suatu gerakan dan performa fisikal bersumber dari latar belakang warisan gentik dan lingkungan.
A.     Faktor Biologis
Sifat genetik yang diwariskan kepada setiap individu sering terjadi banyak kesamaannya. Salah satu persamaan itu adala kecenderungan perkembangan mansuia yang teratur dan dapat diramalkan. Faktor biologis yang memepengaruhi perkembangan motorik tampak pada pola perkembangan.
1.      Arah Perkembangan
Arah perkembangan menagcu kepada keturunan, yang dapat diprediksikan daripada perkembangan fisik yang berawal dari kepala hingga ke kaki ( Cephocaudal ) dan dari pusat tubuh hingga ke bagian periferi ( proximodistal ). Awspek Cephocaudal mengacu kepada kemajuan pengendalian otot secara bertahap yang berlangsung dari kepala ke kaki dan dapat kita lihat pada perkembangan fetus ( pada masa  prental dimana kepala dibentuk dahulu kemudian disusul dengan terbentuknya lengan dan kaki ). Pada masa bayi menunjukan pengendalian yang beruurutan antara otot – otot kepala, leher dan bahu, tungkai sebelum pengendali ata kaki.
Perkembangan proximodistal mengacu kepada kemajuan anak dalam yang berawal dari pusat ke bagian - bagian yang jauh. konsep perkembangan proximodistal berlaku pada proses pertumbuhan maupun penguasaan ketermpilan - keterampilan gerak. Prinsip perkembangan digunakan oleh guru - guru pada Tingkat Kanak - Kanak dan Sekolah Dasar dalam pembelajaran untuk memperluas gerakan sebelum dapat melakukan gerakan kompleks.
2.      Laju Pertumbuhan
Laju pertumbuhan seseorang mengikuti pola karakteristik yang universal dan tahan eksternal. Bahkan, walaupun laju dan kecepatannya terganggu, pertumbuhan maih tetap terkomposisi oleh self regulatory membantu anak mencapai kedewasaan.
Proses regulatatory pada pertumbuhan akan dapat mengkonsepsi penyimbangan – penyimpangan kecil dalam pola pertumbuhan.
Terbatasnya kesempatan gerak dan hilang pengalaman motorik yang terjadi secara berulang – ulang akan terlihat pengaruhnya terhadap kemampuan tugas – tuga perfrom anak tersebut.
3.      Perbedaan dan Integrasi
Perbedaan ( Diferensi ) sebgai kemajuan secara bertahap dan menyeluruh daripada pola gerakan – gerakan yang lebih halus dan fungsional pada masa anak – anak adolensi sesuai dengan tingkat kematangganya, contoh ketika bayi melakukan gerakan menjangkau, menggenggam dan melepakan benda secara kasar, maka gerkan tersebut dapat dihaluskan seiring pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut.
Intergrasi berkenaan dengan upaya menjadikan hubungan bermacam – macam otot dan syarat agar menjadi selaras. Lebih mengarah ke arah tercapainya kemajuan secara bertahap daripada gerakan – gerakan yang maih kaku pada saat melakukan gerkan menjadi lebih terkoordanisi.
Perbedaan gerkan – gerkan tangan, lengan dan jari – jari dikali dengan berfungsinya gerakan – gerakan tangan menunjukan pentingya koordinasi mata dan tangan.
Diferensi dan integrai akan mengalami kemunduran apabila sesorang bertambah usia maka perkembngan motorik  akan mengalami regresi, hubungan yang selaras antara mekanisme sensorik dan motorik menjadi terhabat. Berkurangnya koordinai gerakan seseorang tidak hanya dipengaruhi usi tetapi juga aktifitas dan sikap terhadap proses penuaan.
4.      Kesiapan ( Readiness )
Thorndike, Bapak teori belajar mengartikan readiness sebagai keseluruhan kondisi individu yang membuatnya siap untuk membri respon dengan cara tertenu terhadap suatu situasi. Konsep readiness dewasa ini tidak semata – mata terkait dengan kematangan biologis saja tetapi juga termauk pertimbngan terhadap faktor – faktor lingkungan yang dapat dimodifikai atau dimanipulai untuk mendorong atau meningkatkan pembelajaran. Faktor yang dalam kombinainya meningkatkan kesiapan atau readiness :
a.       Kematangan fisik dan mental
b.      Dorongan dalam berinteraksi
c.      Prasyarat belajar, dan
d.      Lingkungan yang mendukung.
Untuk menentukan kesiapaan seseorang dalam melakukan gerakan tertentu, maka diperlukan latihan kesiapan yang merupakan bagian dari program penidikan atau bpengajaran pada kebanyakan tingkat Taman Kanak – Kanak dan Sekolah Dasar.
Setiap program – program ini menggunakan gerakan sebagai intrgral dari pada latihan kesiapan. Meskipun tidak berpengaruh secara langsung tapi sekurang – kurangnya meningkatkan harga diri (self esteem) dan perkembangan sikap positif.
Konsep readiness yang digunakan pada masa sekarang ini menurut Bruner (1965:12) menyatakan bahwa dasar – dasar suatu pelajaran dapat diajarkan kepada setiap orang pada setiap usia dalam berbagai bentuk. Readiness adalah kombinai daripada sifat kematangan kertebukaan lingkungan dan kepekaan.
5.      Priode Belajar Kritis
Konsep ini terkait dengan kesiapan dan pengamatan terhadap waktu tertentu dimana individu lebih peka terhadap jenis – jenis rangsangan tertentu. Perkembangan normal pada periode berikutnya dapat tergangtung jika adanak gagal menerima rangsangan yang yang tepat selama masa kritis, contoh kekurangan gizi, sehingga mengalami stres yang berkepanjangan. Disisi lain jika periode kritis dilakukan intervensi sesuai dengan waktu yang spesifik maka berdampak positif.
Dunia pendidikan sekarang ini dibangun berdasarkan pikiran periode kritis ini. Operation Head start yang dimulai pada tahun 60 – an , berpendapat bahwa usia 3 – 5 tahun merupakan masa perkembangan kritis bagi kecerdasan ank. Pandangan umum kritis menolak dugaan bahwa terdapat waktu yang khusus dimana seseorang harus mengembngakan keterampilan motoriknya (Seeledt, 1975).
6.      Perbedaan Individu
Setiap orang adalah individu yang unik dengan periode perkembangan yang berbeda – beda. Masa perkembangan individu merupakan gabungan dari heredita dan pengaruh – pengaruh lingkungan meskipun urutan munculnya karakteristik perkembangan dapat diramalkan, jadi kurang bijaksana jika berpegangang teguh pada klasifikasi setiap invidu berdasarkan usia kronologis yang kurang memiliki dasar kebenaran. Kecenderungan menunjukan perbedaan individu terakit erat dengan konsep kesiapan dan dapat membantu untuk menjelaskan menagapa setiap individu berbeda dalam mengahadapi belajar ketermapilan baru.
7.      Pilogeni dan Ontogeni
Pilogenetik / pilogeni adalah gerakan – gerakan yang muncul secara otomatis dan urutannya dapat diprediksi dalam proses kematangan anak. Pilogenetik tahan terhadap nlingkungan eksternal. Kemampuan rudimentary seperti memnjangkau, Menggenggam, dan melepasakan benda; tuga gerak stabilita dalam mengontrol otot – otot besar pada tubuh, kemampuan dasar lokomotor seperti berjalan, melompat, berlari merupakan contoh Poligenetik.
Keterampilan Ontogenetik bergantung pada kesempatan belajar dan kondisi lingkunga yang mendukung. Contoh ketempilan Ontogenetik adalah berenang, bersepeda dan ski es sebab ketermpilan tersebut tidak muncul secara otomatis tetapi membutuhkan satu periode belaja/latihan dan dipengaruhi juga oleh kultur seseorang. Latihan, pembelajaran keterampilan dan dorongan memeberikan sumbangan yang segnifikan terhadap perkembangan keterampilam gerakan, terutama setelah fase gerakan rudementary.
B.     Faktor Lingkungan
Ketergantungan bayi terhadap orangtuanya dan lama ketergantungan itu berpengaruh terhadap perkembangan bayi, selanjutnya efek dari rangsangan merupakan efek yang paling krusial karena berhubungan dengan lingkungan dan rasa kehilangan.
Faktor – faktor lingkungn tersebut antara lain :
1.      Ikatan.
Periode sensitif, dimana pendekatan orangtuanya terhadap anaknya, apabila periode sensitif ini hilang maka orang tua dan anak mungkin akan kehilangan ikatan pertalian bathin. Hal ini dapat berakibat pada kesulitan berkembangnya anak dikemudian hari terutama pada perkembangan afektifnya. Pemisahan tersebut dapat mempengaruhi perkembangan anak. Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya pemisahaan awal adalah kelahiran premature, lahir dengan berat badan yang kurang.
2.      Stimulus dan Deprivasi
Telah dialkuakan penelitian tentang manfaat stimulus dan deprivasi yang terfokus pada tiga pernyataan pokok yaitu, pertama berhubungan dengan usia yang tepat untuk mempelajari ketermapilan secara efektif, kedua, akbiat keterampilan khusus pada pembelajaran keterampilan motorik dan ketiga akbat daripada terbatasnya kesempatan latihan untuk menguasai keterampilan motorik.
Jadi kematangan dan pembalajaran mempunyai peran penting dalam penguasaan kemampuan gerakan. Meskipun pengalaman kelihatanya hanya sedikit berpengaruh pada waktu penampilan gerakan-gerakan pada tingkat perkembangannya. Salah satu kebutuhan anak yang paling utama adalah kesempatan untuk berlatih ketermpilan-ketermapilan pada suatu saat, bilamana sifat perkembangannya sudah siap untuk memberikan keuntungan bagi mereka. Kuncinya adalah mampu menilai secara akurat pada waktu yang tepat kesiapan individu menerima pembelajaran dan kemudian memeberikan stimulus yang bersifat mendidik dan pengalaman-pengalaman gerak yang efektif.
3.      Tempramen
Chase dan Thomas (1973) mengkalsifikasi anak berdasarkan termperamennya sbegai berikut :
a.       Anak yang mudah
b.      Anak yang sulit
c.      Anak yang lambat bereaksi.
Dengan menggunakan metode longitude dan berdasarkan laporan orangtuang bahwa bayi yang “diasuh” lebih menentang dan memiliki Tempramen tinggi dari pada bayi yang ‘tidak diasuh”, mereka justru lebih cepat berdiri, duduk dan merangkak.
Meskipun penelitian mengenai perkembangan tempramen itu bersifat skulasi, namun hal itu tampaknya aman untuk beranggapan karena tempramen cenderung tetap konsisten sejak lahir, hal ini mempunyai pengaruh terhadap bagaimana orang tua merespon terhadap terhadp anaknya ( Osfsky dan Onner, 1979) anak yang hiperaktif  sering menangis atau rewel, kurang perhatian dan respon-respon yang diberikan pengasuhnya kurang cocok. Anak yang berpempramen kurang baik mungkin kurang mendapatkan perhatian dibandingakan anak yang bertempramen baik. Akibatnya perkembangannya akan lambat.
C.     Faktor-faktor Fisikal
Perkembangan bukan semata-mata hasil dari faktor biologis tetapi juga faktor dari lingkungan dan hukum – hukum fisikal, faktor tersebut antra lain :
1.      Kelahiran Prematur
Berat bayi pada proses kelahiran normal adalah + 3,3 kg, jika bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg dan atau kelahiran kurang dari 37 minggu maka disebut dengan bayi premature, karena bayi premature didasarkan pada masa kelahiran dan atau berat bayi. Bayi premature ditangani lebih ekstra daripada bayi normal karena bayi premature selalu terkait dengan keterbelakangan fisik dan mental hiperaktif serta kematian.
a.       Berat badan dibawah standar / berat badan kurang ( Low-Birth-Weigjht)
Menurut Warkani, dkk(1961)” Bayti yang lahir dengan berat badan kurang pada awalnya mengalami keterlambatan pertumbuhan didalam uterus”.
Faktor-faktor penyebab kelainan bayi sebelum lahir yang berkaitan dengan ibunya pengaturan pola makan, penggunaan obat-obatan, merokok, terkena penyakit dan serangan penyakit.
b.      Kelahiran Muda ( terjadinya sebelum masa kelahirannya/bayi premature)
Penyebab utama kelahiran muda adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan obat, merokok, usia ibu. Resiko kematian pada kelahiran muda lebih tinggi. Bayi premature cenderung mengalami kesulitan dalam perkembangan berbahasa, presepsual motorik, dan koordinasi motorik dibandingkan bayi normal. Untuk menangganinya memberikan keyakinan serta pemberian stimulus yang normal pada bayi-bayi premature tersebut di isolasi disuatu tempat yang suhu udara dan kelembaban serta oksigenya dapat dikontrol.
2.      Pola Makan
Mempertahankan berat badan relative dapat dilakukan dengan cara menjaga kesimbangan anata jumlah kalori yang dimakan melalui makan dari kalori yang dikeluarkan melalui olahraga atau berbagai aktivitas fisik lainnya. Jika kalori yang dikonsumsi lebih besar dari yang dibakar maka akan berakibat kegemukan ( Obesity)
a.       Kegemukan ( Obesity)
Kegemukan menyebabkan bertambahnya tekanan pada system sirkulasi darah, pernafasan dan metabolism. Rata – rata angak kematian yang diakbatkan kegemukan lebih tinggi dari pada mereka yang berat badanya yang normal.
Penyebab utma kegemukan pada orang yang memiliki kesimbangan normal adalah makan berlebihan dan kurang berolahraga. Hasil studi Bruch (1940) terhadap 160 anak yang gemuk menunjukan bahwa 76% anak laki-laki dan 88% anak permepuan tidak aktif/kurang aktifitas, dan penyebab lainnya adalah faktor keturunan dan lingkungan.
b.      Anorexia Nervesa ( Bulimia )
Ditandi dengan keenganan mengkonsumsi  makan karena merasa dirinya sudah teralalu gemuk padahal berat badanya kurang. Pada penderita Bulimia sering memakan makan dalam jumlah banyak kemudian dimuntahkan secara paksa dengan menggunakan suntikan yang berlebihan atau obat pencuci perut. Jika itu dilakukan secara terus menerus maka akan terjadi ganguan ang serius pada keseimbangan elektrolit tubuh bahkan akan berakibat kematian.
3.      Tingakt Kebugaran
Kemampuan fisik berbeda dengan kemapuan motorik yang dalam kesehatan dikaitan dengan komponen-komponen kebugaran (Fitness) dan kebugran gerak (Motor Fitness) yang membangun kemapuan fisik dan memepenagruhi tigkatan performans gerakan-lokomotor, manipulative dan non lokomotor (stabilitas).
a.       Hubungan kesehatan dan kebugaran
Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan biasanya bersifat lebih umum, karena tingakt kebugaran yang dibutuhkan seseorang biasanya berbeda satu dengan manusia lainya. Kebugaran dianggap sebagai aspek yang terkait dengan kesehatan bagi eksistensi seseorang yang memepengaruhi kemapuan untuk mengerjakan tugas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan. Komponen-komponen kebugaran jasmani meliputi kekuatan otot , daya tahan, jantung felksibilitas, persendian dan komposisi tubuh.
b.      Kebugarab Motorik ( Motor Fitness )
Kebugan motorik biasanya dianggap sebagai kapabilitas performans seseorang yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti gerakan, kecepatan, agilitas, keseimbangan koordinasi dan power atau tenaga. Kebugaran motoik seseorang akan berpengaruh pada perfomans dari setiap aktifitas gerakan yang mengehendaki kecepatan reaksi, kecepatan gerak agalitas dan koordinasi gerakan, power, eksplosif dan keseimbangan.
4.      Biomekanika
Prinsip-prinsip biomekanika yang terkait dengan gerakan-gerakan lokomotor atau stabilitas dan manipulasi yang akan dibahas antara lain :
a.       Kesimbangan ( balance )
Faktor-faktor yang berkaitan dengan prisip keseimbngan adalah pusat gravitas, lintasan atau garis gravitas dan bidang tumpuan.
Pada semua benda yang berbentuk geometris pusat garvitasi berada ditengah. Sedngakan pada benda yang tidak simetris seperti tubuh kita pusat gravitas selalu berubah selama pergerakan terjadi. Pusat gravitasi tubuh kita selalu berubah seuai dengan pergerakan dan pertambahan berat badan.
Garis gravitas merupakan garis tegak lurus melalui pusat gravitasi kepusat bumi. Hubungan anatar pusat gravitasi kebidang tumpuan menentukan tingkat stabilitas atau lebilnya tubuh.
Dasar tumpuan adalah bagian tubuh yang berhubungan dengan permukaan bidang tumpuan jika garis gravitasi jatuh dalam bidang tumpuan maka tubuh akan seimbang. Akan tetapi jika garis gravitasi jatuh diluar bidang tumpuan maka tubuh tidak akan seimbnagn. Maka dekat pusat garvitasi dengan bidang tumpuan makin stabil, sebalinya makin jauh kedudukan pusat gravitasi dengan bidang tumpuan semakin labil.
b.      Pemberian Tenaga ( Giving Force )
Tenaga ( force ) merupakan salah astu konsep dasar gerakan- gerakan mekanik tubuh dan sebagi penyebab terjadinya suatu gerakan. Kemungkinan ada tenaga tanpa ada gerakan seperti yang terjadi pada aktifitas isometric, tetapi terjadinya gerakan tidak mungkin tanda adanya penerapan beberapa bentuk tenaga. Ada tiga tenaga pada tubuh manusia, yaitu :
1.      Tenaga yang diahasilkan otot.
2.      Tenaga yang dihasilakan tarikan gravitasi bumi.
3.      Momentum.
Pengetahuan yang berkaitan dengan tenaga didasarkan pada tiga hukum Newton, yaitu hukum Inersia, Hukum Akselerasi dan hukum aksi reaksi.
Menurut hukum Inersia, benda yang diam akan tetap diam dan bernda yang bergerak tetap akan bergerak pada kecepatan yang sama pada garis lurus, kecuali jika dipengaruhi oelh suatu tenaga dari luar. Jika tenaga yang diterapkan kurang dari tahanan objek itu maka tidak akan terjadi gerakan. Otot-otot besar dapat menhasilkan lebih banyak tenaga dibandingkan otot-otot kecil. Pada suatu objek yang bergerak dibutuhkan sedikit tenaga untuk mempertahankan kecepatannya ( yaitu momentum). Hal ini terlihat dala permainan sky, luncuran dalan berenang atau dalam pada saaat mengulundungkan bola. Benda yang berat dan bergerak lebih cepat membutuhkan tenaga yang besar, ini dilakukan untuk mengatasi Inersianya dalam bergerak.
Menurut hukum akselesari perubahan kecepatan suatu objek berbanding lurus dengan tenaga yang dihasilakan oleh kecepatan itu dan berbanding terbalik dengan masa objek itu. Suatu objek yang lebih berat dan lebih besar tenaga yang diperlukan untuk akselesari atau deselerasi. Hal ini terlihat pada saat melempar benda (tolak peluru) dan suatu benda yang ringan (soft ball) terahadap jarak tertentu. Peningkatan kecepatan sebanding dengan tenaga yang diterapkan. Makin besar tenaga yang diberikan makin cepat pula laju benda tersebut.
Menurut hukum aksi reaksi, setiap ada reksi pasti akan terjadi reaksi yang sama dan berlawanan. Prisip tenaga yang berlawanan ini merupakan dasar untuk semua gerakan lokomotor  dan terlihat pada saat berjalan dipasir. Contoh penggunaanya pada pola gerakan yang saling berlawqanan saat berlari oleh bagian tubuh.
c.      Penerimaan Tenaga ( Receving Force )
Untuk mengehntikan benda yang bergerak memerlukan tenaga jarak yang lebih besar dengan kemungkinan permukaan yang lebih luas. Semakin besar jarak dimana tenaga diaborbsi sekamin berkurang impeknya pada bagian yang menerimanya. Hal ini dapat diperlihatkan melalui peragaan menagkap bola dengan lurus didepan badan kemudian mengulangi kegiatan tersebut dengan menkuk lengan pada saat bola tertangkap. Hal ini dapat dilihat pada pendarataan lompat jauh yang menekujkan tungkai dibandingkan dengan meluruskan tungkai. Tenaga harus diabsorbsi pada daerah permukaan luas, agar pengaruhnya berkurang sesuai dengan proprosi besarnya luas permukaan agar kemungkinan terjadinya cedera berkurang.
http://blogskangmas.blogspot.com/

AddThis Social Bookmark Button

0 komentar: to “ PERKEMBANGAN MOTORIK

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips